HEADLINE

45 PENYAIR NUSANTARA LOLOS SELEKSI BUKU ANTOLOGI PUISI "MAZHAB RINDU" 2017



Setelah melalui proses cukup panjang, akhirnya Zham Sastra bersama Keluarga Pecinta Sastra (KPS) Pandeglang-Banten memilih 45 penyair untuk mengisi buku antologi puisi berjudul "MAZHAB RINDU". Menurut, Zham, para penyair yang terpilih setelah melakukan seleksi terhadap ratusan penyair yang telah mengirimkan karyanya kepada panitia. Rencananya buku Mazhab Rindu tersebut akan diluncurkan dalam waktu dekat ini.



DAFTAR PENYAIR BUKU ANTOLOGI PUISI RINDU 2017
(MAZHAB RINDU 45 PENYAIR NUSANTARA)

AAN HIDAYAT
Rindu Yang Tak Mungkin
Sepasang Mata Sayu
Untukmu Juwita
Secangkir Kopi
Selamat Siang Anita

ALI SATRI EFENDI
Dalam Rindu Aku Menjelma Debu
Hari Yang Besar
Tanah Rindu
Sehelai Rambut Di Pundak Kananku
Bandara
Kita Dan Kota Larut Malam
Bioma Kenangan

ALIF ILAHI
Anugerah
Lanjutan Rindu
Menunggu
Dua Cangkir
Berkotak-Kotak

ALOETH PATHI
Syair Penjaga
Merindu Alam Desaku
Pertemuan
Dendang Lautan Nusantara
Rinduku Di Balik Bukit

ANNA MARYANA
Senja Luka
Lelakiku
Celoteh Rindu
Amsal Rindu

ARIEF RAHMAN HERIANSYAH
Indonesiaku Dalam Nyanyian Rindu
Mengukir Rindu Tuhan
Izinkan Aku Menuai Rindu
Dalam Titik Itu Ada Rindu-Mu
Sajak Paara Aktivis

ARIS RAHMAN YUSUF
Hujan Malam Ini
Seperti Musim
Kampung Halaman
Jejak Masa Kecil
Secangkir Kopi

ASPIHAN N. HIDIN
Rinduku Padamu
Mengitari Pesanmu
Melupakan Hari
Gelombang Sunyi

ATIN LELYA SUKOWATI
Sebab Rindu
Menunggu
Menunggu II
Mencatat Tanpa Pola
Dhuha

A'YAT KHALILI
Fragmentasi Rindu
Sebatang Rokok Penyir
Infeksi Sunyi
Jalan Ke Rumah Dewi
Embun

BADAR ADILUHUNG
Menuju Lukisan Pertama
Menuju Lukisan Kedua
Menuju Lukisan Ketiga
Menuju Lukisan Keempat
Menuju Lukisan Kelima

BURHANDUIN JOE
Hujan Di Celah Batu
Kopi Dingin
Kupintal Senyumu
Kusimpan Rinduku
Purnama Di Atas Bengawan

DEDI WAHYUDI
Aku Rindu
Rindu Hujan
Rindu Memancing
Rindu Nasyid
Rindu Terdalam

EDI SANTOSA
Pertemuan Denganmu
Sepenggal Perjalanan
Merinduku
Pulang
Hujan Rindu
Masih Disini

GAMPANG PRAWOTO
Buih
Cangkir Kehidupan
Ibu
Seperti Api
Bulatnya Bulan
Lentera Cinta

HARLAN SADIKIN
Huruf Ba
Sepotong Kisah
Bertemu Hujan
Berteman Kopi
Jangkar Rindu
Sketsa Ayah
Sisa Sobekan
Jantung Kota
Raksasa
Jeda Waktu

HAYYUL MB
Mengenang Leluhur
Bekas Ciuman Di Belakang Pintu
Kisah Pelayar
Merindukanmu, May
Dialog Kutukan Nenek

HASMIDI
Kita Dan Seperangkat Pertemuan
Yang Membawa Subuh Saat Pagi Buta
Kota Ingatan
Lempar Sepatu Saja Mungkin Aku Akan Ingat, Ibu
Paspor Untuk Ibu

HB. ARAFAT
Rindu
Rindu Murid Pada Guru
Perihal Rindu
Bengawan Rindu
Kepada Hati Rayati

IBERAHIM
Bahasa Ayah
Nostalgia Embun
Merindukanmu
Potret Kembara Hujan
Gadis Fatamorgana

IQBAL NASPA
Secangkir Kopi Dan Harapan
Kamu
Kau Bukan Mereka
Hatiku Adalah Tempat Bermain Paling Sunyi
Mengenang Kenangan

JEN KELANA
Rinexit: Selamat Tinggal Rindu
Rinexit: Malam Murung
Rinexit: Malam Pualam
Sajak Tanpa Jejak
Melangut Duka

KA
Bukan Syair Rindu
Pukul Tujuh Sore Hari
Dear Kamu
Tak Ada Lagi
Wa Alaikum Salam

KOEZ ARAIHAN
Bayangan Lenyap
Cemburu
Di Depan Pintumu
Dirimu Dalam Kenangku
Hujan Di Stasiun Tugu
Hujan Itu Adalah Rindu-rindu Yang Jatuh
Jejak
Kenangan Seraut Wajah
Kenangan
Kita

KRISTOPEL BILI
Kerinduanku
Engaku Yang Telah Menemukanku Kembali
Shabat Sebotol
Entah Mengapa
De’ Javu

MUHAMMAD LEFAND
Kutitip Sungguh Senyumu
Kutitip Senyum
Menebus
Semakin
Menunggu
Malam
Pagi
Lama
Mata
Hati
Denyut
Dingin

MUHAMMAD SARJULI
Wajah Itu
Capung Kecil
Kamu Yang Cantik Dan Manja
Jalan Keledai
Suara Patung Pahat

MULYADI RAZAK
Malamku
Praharaku
Oubadeku
Kerumunan Dahaga
Mimpi Yang Terhalang


NAYLU SARAH
Kesetiaan Rindu
Jejak-jejak Rindu
Kitab Kerinduan
Kegilaan Rindu
Kehilangan

NILA HAPSARI
Utang Rindu
In Memoriam
Tangan Yang Kesepian
Rinduku Dalam Doa
Tamu Istimewa

NILA MUNASARI
Semesta Rindu
Hutang
Matematika Rindu
Perdebatan Rindu
Ziarah Kerinduan

NASTAIN ACHMAD
Di Bukit Rindu
Itu
Rindu Sang Kiyai
Jangan Kau Adukan Diam
Kutitipkan Rindu

Q ALSUNGKAWA
Ia Judulnya
Catatan Sebaris Gerimis
Embun-embun Puisi
Tarian Sepasang Senja
Kutitipkan Punggung Pada Tiang

RATIH PURNAMA SARI
Air Mata Rindu di Usia Senja
Cerita Yang Hilang
Hujan ataukah Rindu
Kau
Ia Menelpon Tak Lama

RIDUAN HAMSYAH
Ia Menelpon Tak Lama
Tentang Diri Kita Siang Ini
Rindu Ayah
Catatan Rindu (1)
Catatan Rindu (2)

ROYMON REMOSOL
Di Jembatan Merah Putih
Di Jembatan Rumpyang
Tawuran
Sebutlah Laut Adalah Rindu
Rindu Dan Serumpun Bambu
Seorang Istri Kepada Suami

R. TIA
Jalan Pulang
Menunggu Sunyi
Melepas Hujan
Sebuah Pagi Yang Tak Kembali
Menulis Pagi

SINGGIH KURNIAWAN
Kertas Sobek
Senyum Di Balik Jendela
Syair Kerinduan
Payung Biru
Rindu Tersudut Jarak

SURAHMAN ARIF
Memitu
Surak
Pemilik Daun Jati
Barangkali Rindu

SYARIF HIDAYATULLAH
Kitab Rindu Yang Di Peram Selama Dua Musim
Kuucapkan Salam Di Sebuah Rindu
Dingin Hujan Yang Menggigilkan Rindu
Tanah Rantau Pada Sekeping Rindu
Sesayat Doa Dipelabuhan Rindu

TIAS WULANSARI
Gumparan Syahdu Rindu
Mengeja Hutang Rindu
Berguru Pada Rindu
Menunggu
Sudahi Sikap Mu

WAHYU WIBOWO
Kehilangan Masa
Setia
Menjumpa Bahagia
Sepuluhtahun Berselang
Dari Semenanjung

WINDU SETYANINGSIH
Ada Rindu Membelukar Di Sini
Ada Rindu Di Dinding Bambu
Sepasang Sepatu
Solitude Senja Di Ruang Kerja
Sepucuk Rindu Buat Malammu, Rey

ZHAM SASTERA
Malam Merindu
Titik Rindu
Tentang Dia
Wajahmu
Aku Menyebutnya Mawar

ZHEE LALUNE
Malam Biru
Rindu Yang Terkasih
Tanjung Gading
Menapak Tilas
Pria Tua

No comments