HEADLINE

Edisi Selasa, 26 September 2017_ PUISI PUISI NANANG R (Jawa Tengah)

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)

(foto: A. Syam'ani)

PUISI PUISI NANANG R


KITA  INDONESIA

Engkau akan memahami
dari sekian suara
yang kian serak melebihi hujan,
dan kaki-kaki yang menyapu debu trotoar
beragam spanduk bertema tentang seruan keadilan.

Bahkan engkau akan menangisi
orang yang tak kau kenal,
yang membangkitkan jati diri
bangsa mereka terabaikan (veteran)
Indonesia.

Tapi mengapa Indonesia,
kini engkau semakin garang
jiwa muda tak mengenal lagi kata ramah
mereka jadi pemarah mewarnai Kemerdekaan dengan sumpah serapah.

Apa kau tak lagi membaca
lembar sejarah, tanah ini dijajah bahkan tanpa sudah, sebab asing semakin beringas
menyisir darah pejuang hingga kering,
kini saatnya katakan bahwa Merdeka bukan cuma sejarah.

Karena kita Indonesia.

Surabaya, Tanjung Perak, 03 September 2017.



AKU MASIH DI SINI

Hari ke sekian,
aku masih mencoba
memahamimu masih
dari sudut yang berbeda
dan hari yang berbeda pula.

Mungkin, aku putuskan untuk
sedikit lama bermanja dengan pesonamu,
dan sesekali menikmati
desir angin laut yang kian melambat hingga gelap.

Surabaya, Tanjung Perak, 30 Agustus 2017.



HUJAN SORE TADI

Setelah sekian lama
menanti debu mengeluh
pohan meranggas,
tiba-tiba sore ini hujan
memutus kemarau panjang.

Surabaya, Tanjung Perak, 24 September 2017.



INDONESA TERKINI

Sebentar lagi,
macan akan bangun
jas merah akan bangkit,
wahai negeriku.

Surabaya Tanjung Perak, 17
September 2017



IBU BERSAJAK

Jauh sebelum
mentari bangkit dari singgahnya
kemarin sore meninggalkan gelap
di sebatang lilin.

Hingga tak lama aku terbangun
dari sepenggal mimpi
yang belum masih belum sempat terlunasi
tentang derit pintu kian mewarnai hari aku selalu sisakan mimpi.

Namun aku masih dengan bijaknya,
masih meninggalkan mimpi yang
terselubung selimut tipis
dengan lilin yang hampir tandas.

Lalu tangan-tangan kecil,
aku lepaskan berlahan
dengan usapan selembut kapas
hingga hari bersiul
di ranting-ranting muda.

Surabaya Tanjung Perak, 17 September 2017.






Tentang penulis:

Nanang romadi tinggal di Banjarnegara Jawa Tengah. Nanang R bergabung aktif dalam sekolah sastra ( KOMSAS SIMALABA), salah satu karyanya dimuat dalam antologi Embun Pagi Lereng Pesagi,  Majalah Simalaba, wartalambar.com, saibumi.com, dll

No comments