HEADLINE

PUISI PUISI AHMAD IRFAN FAUZAN (Serang, Banten)

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)



PUISI PUISI AHMAD IRFAN FAUZAN


PEMINTA-MINTA

Di tepi kolam ikan, di antara perdu kembang
Bocah dengan tabah termenung
menungu para tamu yang berkunjung
Dengan wajah memelas ia berkawan
dengan nyamuk dan tumbuhan

 Meski kadang hujan mendera
tetapi tekad sekuat baja
Bocah-bocah kumal tetap tersenyum pada
setiap jamaah yang dijumpa
Sekadar hidup, menggantung dari iman-iman yang 'tak berwujud

Malam terus larut dalam tafakur
Bintang tiada ditimang Pemilik nur
Apa yang didapat dari munajat
Ketika bocah-bocah telah sekarat
Doa dan niat luruh---Firman Tuhan
tidaklah menyentuh
: ketika sujud yang hening
melukai iman yang menguning

Serang, 2017



TUHAN, ENGKAU DI MANA

Aku mencari Tuhan dalam surau,
dalam wihara, di dalam gereja,
dan di dalam rumah-rumah ibadah

Hari yang selalu berganti
hujan, panas dan alam semesta
menjadi bentuk wujudMu yang nyata
tapi, di manakah engkau Tuhan?

Usia terus saja mengubah rambut
uban-uban kian memenuhi kepala,
keingintahuanku mendorong aku mencari di mana Tuhan.

Tuhan yang maha esa.
apakah Engkau ada di langit?
apakah imanku belum sampai mewingit?
sehingga kebutaan ini menjangkit

Serang,  2017


INGATANKU TERHADAPMU

Fajar membelai lembut daun-daun
yang tersenyum di halaman
Kupu-kupu perlahan keluar
dari kepompong yang besar
Sambil mengepakkan sayap ia mandi
embun yang masih pagi
Udara beku mengitari
persawahan dan hutan pori-pori

 Sesaat dingin mengajakku pada
wajahmu yang selalu sembada
Dan sentuhan hangatmu yang mampu
menetralkan segala kepalsuan semu
Rindu tidaklah mudah terberai
walaupun kita terkekang rantai

Mengingatmu membawa kesejukan
bagai aliran sungai diapit pohonan

Serang, 2017



HUJAN DI SORE HARI

Senja pelan-pelan telah tenggelam
meski sempat mengintip dalam diam
Udara saling tikam di cakrawala
mengugurkan kumpulan mega
Anak hujan membawa kabar bahagia
bagi hewan, tumbuhan dan manusia

Aku menyaksikan di depan teras
gemericik air yang semakin deras
Sekawanan katak melakukan ritual
di bawah kabut yang semakin tebal
Tuhan telah hadir di tengah ramadan dengan segala bentuk kekuasaan

Serang, 2017



BILA ESOK

Bila esok kau dan aku saling temu
melepaskan kerinduan yang sempat beku
Kuingin kita sejenak duduk
saling pandang di bibir waduk
Ada banyak kisah yang semakin kasih
memilihmu hilang selisih
Ketakutan dan keberanian membatu
memujamu luruh di dalam waktu

Angin pelan-pelan menghamburkan
segala golak yang sulit ditafsirkan
Sepasang bola matamu yang bersinar
melelehkan segala nalar
Semuanya hanyut dalam buaian cinta
dalam indah kata-kata

Serang, 2017



PANTAI RANDU SANGA

Pohonan cemara menarinari
di sempanjang batuan jalan berlubang
ada segenang air
yang dibuat kepiting rawa
dan anakanak kecil
yang memainkan bunga bakau

Pasir putih di sepanjang bibir pantai
air laut berkelokkelok
dan segerombol burung kuntul
mencari anakan ikan

Waktu begitu cepat senja
sebelum aku menaruh rasa dan cinta
kepada pantai yang aku dibuatnya rindu
kepada pohonan tempat kutitip senyum
dan kepada air laut yang memanggilmanggil

Brebes, 2017



GADISKU

kurebahkan segalaku pada julang dadamu
pada setiap lekuk indah
yang selalu mampu meliurkanku
antap!
Dalam palung palingmu
aku lenyap, entah kau taruh di mana? Antara senyum atau kemaluanmu

Kuseka linang yang menggenang
dari pancar mungil bola matamu
dari sedu penghabisan itu
katamu:
"Tiada lorong yang kosong di dalam ingat yang menyengat"

Serang, 2017

Tentang Penulis

Ahmad Irfan Fauzan lahir di Brebes 20 Desember 1992, menulis adalah hobi yang ditekuninya, saat ini berdomisili di Serang, Banten. Karyanya dibukukan dalam berbagai antologi bersama, dan dimuat di wartalambar dan majalah simalaba

No comments