HEADLINE

PUISI-PUISI KARYA ARI VIDIANTO (Lumbir, Jawa Tengah)_Wajah Yang Penuh Harap


Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)


PUISI-PUISI KARYA ARI VIDIANTO

Muara Cinta

Muara cinta bertahta
Memabukkan asmara kita
Manis serpihan kenangan
Membalut luka di jiwa

Keramaian dunia pun nyata
Bermekaran bunga-bunga kasih
Menyentuh hati tanpa rintih
Bertabir nada-nada asmara
membalut luka

Lumbir, 27 Januari 2017

Segenggam Luka

Segenggam luka
Masih melekat dijiwa
Terikat kuat melanda
Menekan nafas asa

Butiran-butiran harapan
Menepis sunyi detik waktu
Lembaran hari-hari itu
Berlabuh penuh rindu

Segenggam luka
Membuka lebar hilanglah
Pergilah bersama desahan
Nafas-nafas penuh beban

Lumbir, 2 Februari 2017

Berlabuh Hatiku

Berlabuh hatiku merindu
Pada dekapan hangatmu
Kekasih jiwa pelipur lara

Bunga-bunga cinta itu
Bermelodi kasih dan bahagia
Mengukir aksara rindu

Padamu berlabuh hatiku
Rasa itu ranum mengadu
Sari cinta meresap jiwaku

Lumbir, 2 Februari 2017

Menyongsong Sunyi

Hari-hari yang kian merapuh
Patahkan semangat waktu
Duka semesta jiwa ini
Melengkapi serpihan hari-hari

Gemulai iringan angin
Menyambut pilu luka ini
Beramai-ramai menghapus lara
Lara yang terpatri di hati

Dunia yang telah tua ini
Mengharap pesan akan semesta
Beribu-ribu pemilik raga
Akan menyongsong sunyinya hari

Lumbir, 9 Februari 2017

Iringan Waktu

Iringan waktu melebur hari
Bergerak melaju tanpa henti
Berpacu dengan urat nadi

Semangat ini sangat berarti
Menambah erat temali hati
Penambah hasrat penuh emosi

Membara semua tenaga ini
Membahana dalam dekap sanubari
Menetap dan melekat terpatri

Lumbir, 9 Februari 2017

Biarlah

Biarlah mereka tak lagi menyapa
Biarlah mereka berbuat seenaknya

Jati diri mereka telah terlihat
Entah apa yang mereka perbuat

Kita hanya dapat melihat
Mana murid yang hormat
Dan mana murid yang tak hormat

Biarlah tak usah di pikirkan
Biarkan mereka berbuat sekehendaknya
Biarlah, biarlah dan biarlah

Lumbir, 29 Maret 2017

Wajah yang Penuh Harap

Raut wajahmu penuh harap
Menatapmu teriris batinku

Tapi tak pernah kutampakkan
Sedihku padamu

Tetaplah tegar sayang
Sampai nanti si mungil hadir di dunia

Lumbir, 25 April 2017

Sungguh Mulia

Lelah dan letih setiap hari
Tak kau rasa pedih di hati
Semangat dalam diri tak pernah mati

Peluh menetes di sekujur tubuh
Membanjiri seperti hujan yang jatuh
Yang setiap saat selalu runtuh

Guru … kaulah pahlawan bangsa
Jasa-jasamu sungguh mulia
Melekat dan terpatri di setiap jiwa

Lumbir, 8 Mei 2017

Bisikkan Cinta

Menari anganku di benakmu
Menyerap segarkan hatiku

Berlomba demi samudera cinta
Yang berkuasa dan telah bertahta

Debaran ini bisikkan cinta
Yang telah terpatri di jiwa

Lumbir, 8 Mei 2017

Musim Gembira

Udara dingin menyapa
Mimpi-mimpiku kini nyata

Jiwa raga ini tak hampa
Musim gembira tak akan sirna

Bergejolak jiwa yang setia
Takkan hilang di telan masa

Lumbir, 8 Mei 2017

Meremuk Hari

Meremuk hari yang kian merintih
Hapuskan retakan waktu terperih

Luka-luka yang merangkak tertatih
Debaran-debaran itu tertatih

Sakitnya dunia semakin tertindih
Semua alam semesta bertasbih

Lumbir, 13 Mei 2017

Senyum Ceria

Daun-daun pun bergoyang
Di terpa angin yang menari
Membawa berita nan bahagia

Alam raya riang berdendang
Hempaskan kesedihan sehari-hari
Semua jiwa pun bersuka ria

Duka dan lara telah hilang
Kebahagiaan sejati telah terpatri
Hidupkan semangat senyum ceria

Lumbir, 13 Mei 2017

Terbangkan Sunyi

Terbangkan sunyi dalam sepi
Berpeluh luka tiada henti

Sisi tersunyi dalam diri
Selalu datang bertubi-tubi

Meremas keegoisan hari-hari
Menampar keterpurukan tak berarti

Lumbir, 31 Mei 2017

Bertabur Kasih Sayang

Debar di dada bergemuruh rindu
Tabir asmara telah berlabuh

Rangkaian nada-nada cinta bergema
Panah-panah asmara menancap jiwa

Bersemayam dalam diri penuh damba
Bertabur kasih sayang selamanya

Lumbir, 31 Mei 2017

Cinta

Cinta
Satu kata penuh makna
Bersemi dan mekar di jiwa

Cinta
Memberi semangat hidup manusia
Di seluruh alam semesta

Cinta
Bertaburan bunga-bunga bahagia
Beraroma wanginya rasa asmara

Lumbir, 31 Mei 2017


TentangPenulis:

Ari Vidianto, lahir di Banyumas, 27 Januari 1984. Bekerja sebagai Guru di SD Negeri 2 Lumbir.Bukunya yang sudah terbit yaitu Ibu Maafkan Aku ( Pustaka Kata, 2015 ) & Wajah-Wajah Penuh Cinta ( Pustaka Kata, 2016 ). 17 buku Antologi  dan banyak karya yang dimuat di Media Massa seperti di Majalah Sang Guru, Ancas,SatelitPost, Tabloid Gaul, Readzone.com, Buanakata.com,Sultrakini.Com, Riaurealita.Com,Duta Masyarakat, Solopos, Radar Mojokerto, Kedaulatan Rakyat dll 

No comments