PUISI PUISI M. MAGDALENA (Kota Bumi, Lampung Utara)_Puisi di Bawah Hujan
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
PUISI PUISI M. MAGDALENA
Sebuah Cerita Dari Sidodadi
aku masih mengenal matamupada pertemuan, sebelum punah
dalam perjalan waktu
tanganku terikat pada tubuh yang bisu
aku telah melukis begitu banyak
reruntuhan lagu-lagu rindu
tentang sesuatu yang mengganjal kalbu
sempat aku pahami hujannya sinar mentari
pada pagi yang membawa embun pergi
engkau berlari, melepas mimpi untuk kembali
menggali sisa-sisa kenangan di suatu desa
yang selalu kau anggap setia
ada ilalang di jalan gurun, sepi
rumput-rumput haus mengenal jejakmu
berbulan-bulan kuperam angan
untuk memahami sepotong wajah yang pernah kukenal dulu
desa kecil kukenali dari rawa-rawa
membagi bau-bauan anyir air kali
belalang daun bermain setelah kenyang makan
melahap sisa daun kemarin
di simpang empat sido dadi
aku kembali ke jalan rumahku yang berpagar randu
sebab aku tak lagi temui engkau di sana
aku telah kehilangan arah
dan tersesat dalam hembusan angin
aku pasti bertanya dan kembali bertanya
kemana engkau pergi, kemana engkau bersembunyi
begitulah aku yang selalu mencarimu
talang jali rk 1, 2017
Puisi Di Bawah Hujan
:untuk anak lelakiku bramantyo david charnikohujan mengejar kita
melukis dahaga pada gelisah
mimpi yang kujamah penuh makna
darahku mengalir sejuk
mengutarakan kasih dalam hembus napasmu
ketika kata-kata yang terlepas sebagai ingatan
kudekap tangismu di lantai kayu berpasir sunyi
dan waktu telah membawamu pergi menjadi remaja
namun kenangan masa kecilmu
masih kutemukan disudut-sudut ruang perjalanan hidup ini
kutitipkan do'a pada hatimu dengan segala harap
kuhembuskan kalimat-kalimat rasa
yang mengental dalam alir darahmu
meski sepotong lelah memaksaku untuk terus berlari
membesarkanmu dengan segala perih dan luka
hujan masih mengejar kita
derasnya menggenang dalam kegelapan
kukejar engkau yang diam dalam bimbang
kuhirup rasa ketakutanmu
melalui gemuruh dan badai yang selalu menghantui
larilah, larilah duhai anak lelakiku
berlarilah sejauh yang kau ingin
akan kusaksikan dari sini
dari ruang hati yang begitu banyak mengajarimu
tentang suka dan dukanya kehidupan
talang jali rk 1, 2017
Puisi Untuk Mengingatmu
:pricilia niken angelicakulihat engkau tumbuh sempurna
di antara kuntum bunga yang merona
senyummu telah menahan topan yang melanda
kehidupan telah membawa kita saksikan segala kejadian
begitu lama, aku menantikan mekar kasihmu
cintaku telah berjatuhan membesarkanmu
di ranjang, namamu kuabadikan
kusimpan dalam-dalam perasaan letih menimangmu
dan engkau telah menjadi sebagian dari nasib
kita pernah sama-sama merasakan terlempar
terperosok ke dalam jurang kehidupan ini
masih kurasakan tangis kecilmu
yang tersimpan di almari masa lalu itu
tangis yang membuatku bahagia
engkau lahir menyerupa air surga
yang begitu sejuk menyentuh tenggorokanku
tak ada yang bisa kulukiskan dari segala kata-kata
ungkapan rasa yang kupuisikan untuk mengingatmu
hanyalah pengobat rindu untuk mengenangmu
hidup adalah sebuah perjalanan panjang
yang mungkin kau tak akan menemukan ujungnya
jangan pernah kau biarkan
tubuhmu tenggelam dalam lumpur waktu yang kelabu
menarilah meski kau terluka
bernyanyilah meski kau merana
sebab tubuhmu adalah bagian dari puisi
yang tak akan pernah habis dengan kata-kata indah
talang jali rk 1, 2017
Untuk Yang Kusebut
hari berganti pada titik sepiaku menunggu akan datangmu
kepergianmu pada waktu itu
telah menebarkan benih-benih rindu yang menggebu
padamu cinta telah kutitipkan
haruskah kutuangkan kembali
segala rasa ini agar kau mengerti
jiwa yang ada padaku saat ini sangat bergelora
menanti kepulanganmu
sudah kuhiasi tiap malam yang datang
telah kutangkap angin yang berdesir
sesekali kupanggil namamu dalam batinku
di balik selimut di pembaringan ini
mimpiku selalu mengejar wajahmu
bulan menganyam kabut dengan gigilnya
malam ini aku kembali di telan kesendirian
kau tahu
sakit ini begitu menderu serupa hantu
menghantamku bagai gelombang yang jalang
deritaku akan cinta ini begitu mendalam
menahan segala rindu yang terpendam
aku seperti tak mampu
perpisahan mengoyak jantungku bagai sebilah pedang
dan perihnya melahap tubuhku erat
talang jali rk 1 , 2017
Perjamuan Sunyi
di malam bertanah basahaku dan kau
menatap bintang yang sama
di ruang hitam bercahaya kunang-kunang
aku tidak melihat bayang-bayang
seekor burung hantu
bernyanyi lagu sedih
dan rindu di di sepanjang angin
telah kuabadikan sebagi cendramata darimu kekasihku
begitu lama pergulatan sunyi yang kuhadapi
kubawa kenangan bersamamu
untuk sebuah perjamuan
yang kusiapkan di bawah pohon randu itu
seikat mawar gemetar di dalam gelas
sepanjang malam mataku menatap cemas
dan secawan anggur telah memabukan tubuhku
mimpi buruk bagai tulip kengerian
di bawah meja perjamuan
wajahmu kembali kusimpan
rahasia ini hanya aku dan angin yang tahu
talang jali rk 1, 2017
Nyanyian Cinta Untukmu Kanda
dari tubuhmu, keindahan kugali tiada hentihidupkan rasa cinta dalam seribu makna
aku rajut harum kenanga di labirin waktu
menuju perjalan hidup yang begitu syahdu
denganmu kunyanyikan lagu-lagu bahagia
dan kita selalu tenggelam di canda kelakar
anak-anak yang menanti di kamar-kamar penuh mimpi
o, kanda
sudah keras perjalanan mahligai rumah tangga ini
jelas merupa batu sakit, perih dan bahagia
semua kita kemas dalam almari kata, lalu terkunci
kadang kesepian adalah sia-sia
sesaat ketika engkau melangkah
rinduku langsung gemetar memanggilmu
aku tak ingin, aku tak ingin engkau jauh
dan di setiap malam kita terus mencumbu masa depan
menceritakan hari-hari dengan mata yang saling pandang
o, kanda
menikahimu adalah kebahagiaan yang kekal
yang tak bisa kutembus dengan akal
sebab cinta ini telah melebihi pembuluh nadi
kita telah menjadi bagian dari hidup
hatimu hatiku terikat dalam mahligai rasa
yang tak akan pernah putus ataupun terlepas
karena luka
talang jail RK 1, 2017
Puisi Dari Hujan
bersama angin aku menangisdan hujan mengurungku dalam malam
di bibir kelam aku bertanya-tanya
seperti apa cinta yang telah mencipta luka
bersama pepohonan jiwaku berhembus
menempuh jarak melepas gelisah
mataku nanar merampas makna
di ujung penantian suaraku merapal kata
persinggahan ini sudah tak bercakrawala
aku menyeru namamu
dari rimbun waktu yang berlalu
seiring mendung menimbunku untuk bermimpi
malam ini udara mengajakku bercerita
perihal musim yang terasing dalam kekosongan
aku paham itu pasti menyakitkan
sebab bahasa yang kutangkap dari getarnya
adalah air mata
dan aku menangis bersama hujan
dalam ruang yang kau tak akan pernah paham
talang jail RK 1, 2017
Tentang M. Magdalena: Lahir di Kotabumi LampungUtara, 17 juli 1982, seorang ibu rumah tangga yang suka menulis sejak kecil, dan mulai menulis puisi sejak SMA. Kini berdomisili di Kotabumi tepatnya di talang jali RK1.
No comments