HEADLINE

Puisi Puisi Q Alsungkawa _MENIKMATI SECANGKIR KOPI

Redaksi menerima tulisan untuk diterbitkan setiap hari (selain malam minggu), kirim karyamu ke e-mai: majalahsimalaba@gmail.com, beri subjek SASTRA SETIAP HARI. (Belum berhonor)

MENIKMATI SECANGKIR KOPI

Kita masih terkurung
oleh peristiwa, bingung
banyaknya arogansi
yang urung menjadi sepakat
karena
tak seutuhnya menjelma manusia
-sebagai pewaris
dari kalimat bijak
-sebagai air mata ibu
-sebagai hikayat puisi yang tak mati.

Baru saja kemarin
aku
membuka ruang yang disebut kata kata
di sebuah meja tempat kita membaca
-membaca biji matamu
-membaca pesan pesanmu
-membaca embun pagi di sekujurmu.

Haruskah aku tetap khawatir
dari sebaris kemungkinan
-merawat sunyi tak bermata
-merawat pertemuan yang tak pernah kembali
-merawat cahaya lilin di tengah terik?

Tetaplah menjadi sungai
yang mengalirkan
pesona
sebab di muara
anak anak ombak mengintip tepian pasir
memusnahkan jejak jahil
dari sekumpulan bayi umang
yang terbirit dipukul derap waktu.

Sementara aku
pada kenyataannya
tidak seindah sajak yang kau bacakan
tetapi
sunyi dan remang dari kesilaman
yang duduk manis
menikmati secangkir kopi.

lampung Barat, 11 November 2017.

SAJAK PEREMPUAN

Membaca perempuan yang perantau itu
sepertinya ia telah bosan
meraba lipatan gelisah
tentang hujan yang berubah cemas
sebab sebagian tipis dari malam
digunakan untuk mengintip ramalan hidup
sisanya terpelanting oleh denyut nadi yang letih.

Ia tak pernah ucapkan selamat tinggal
karena akan melukai kepergian
dari jauh, pahit udara
juga aroma Padang-Pasir
menyengat serba asing.

Kerap ia berucap di kedalaman dada
tentang Desa kumuh
dan sungai bebatu
yang kental menyimpan masa kekanak
berburu capung atau kupu kupu
tetapinya
senyuman itu
mengalir seiring hela-an nafas.

Hakikat hidup
yang hinggap di punggung perempuan itu
sebuah warna yang tak banyak pilihan
kemudian ia terlibat undian yang tercipta dalam angan angan
dan mempertaruhkan nasib sebagai sajak perempuan.

Lampung Barat, 6 November 2017.

BIOGRAFI SEPASANG KEKASIH

Lalu kulepas paras cantik itu
ke pelataran jauh
membiarkan rindu ini menua
menggelinding hinga ke ulu hati.

Sebilah cemas
meraba ke lipatan waktu
ketika bangku di bawah pohon
menjadi saksi bisu
menetasnya puisi cinta
dan ayatnya kita susun
dari bait-bait sempoyongan.

Sebelum malam dipinang larut
aku selalu menulis sajak pertemuan
dengan raut yang berbeda
agar bila mimpi itu tiba
hanya engkaulah
kuntum yang pertama tersenyum
kemudian kelopak itu berlinang
basah oleh rasa yang sulit dilukiskan
sejatinya kita adalah sepasang kekasih
pecahan terkecil dari jarak di antara remang.

Lampung Barat, 8 November 2017.

LANGIT LAMPUNG

Kelam nyelip di netra
lukai tangis
sedari kemarin aku eja bait yang lemah
bila hujan tiba
merakit sunyi menjadi bilah
lebam kemudian hilang
tepis rindu di balik terang.

lampung Barat, 5 November 2017.

Tentang Penulis

Q Alsungkawa, bergiat di komunitas sastra di Lampung Barat (KOMSAS SIMALABA). Puisi-puisinya dipublikasikan di media online www.wartalambar.com, Saibumi.com, Lampungmediaonline.com. Sejumlah karya karyanya di muat di beberapa antologi bersama MY HOPE 2017. EMBUN PAGI LERENG PESAGI 2017, EMBUN EMBUN PUISI 2017, MAZHAB RINDU 2017, dimuat di MAJALAH SIMALABA, versi cetak dan versi online, lolos di even Nasional, LANGIT JATI GEDE. dan rutin mengikuti Event bertarap Nasional.

No comments