Cerbung Ari Vidianto (Bagian 3)_ “KEBAIKAN MARLYN”
Dari Redaksi: Kirimkan Cerita Bersambung (Cerbungmu) minimal 100 halaman A4 ke e-mail: majalahsimalaba@gmail.com, beri subjek pada e-mail "CERBUNG"
(Mohon maaf, laman ini belum berhonor)
(Bagian 3)
Kring, kring, kring! Terdengar bunyi alarm jam. Fifi pun terbangun dari tidurnya. Ternyata sudah pukul setengah enam pagi. Tapi Marlyn sudah tidak ada.
“Marlyn kemana ya?” gumamnya. Lalu Fifi pun segera keluar dari kamar.
“Waah, Marlyn. Kamu rajin sekali,” terdengar suara Nenek dari dapur. Fifi menuju ke dapur. Terlihat Marlyn sedang mencuci piring, nenek sedang duduk. Sementara Bunda sedang memasak nasi goreng. Fifi pun menghampiri mereka.
“Eh,Fifi sudah bangun,” goda nenek. Fifi hanya nyengir.
“Aku bangun pas adzan Subuh, Fi” jawab Marlyn.
“Wah, gasik amat?” kata Fifi.
“Kamu Salat Subuh dulu sana. Mumpung belum pukul enam,” tambah Marlyn.
“Oh iya ya,” jawab Fifi sambil senyum-senyum sendiri. Fifi pun segera berwudhu dan mengerjakan Salat Subuh. Fifi sebenarnya malu sama Marlyn, karena tidak Salat tepat waktu. Padahal Marlyn baru datang tapi sudah membantu nenek. Memang Marlyn anak yang bisa apa saja walau pun tinggal di kota.
“Marlyn, Fifi …, ayo kita berangkat,” seru ayah.
“Iya ayah,” jawab Marlyn. Fifi mengikuti dari belakang. Lalu kami bertiga masuk ke dalam mobil. Bunda,kakek dan nenek pun mengantar.
“Bunda,akek,nenek! Kami berangkat dulu ya? Assalamualaikum!” seru Marlyn.
“Ya sayang, hati-hati ya?” jawab Bunda.
“Ya Bun!” jawab Marlyn singkat.
BRRMMM!
Mobil melaju dengan cepat,menuju ke sekolah. Marlyn sudah tidak sabar mendapat teman dan guru yang baru.
***
CKIITT! Mobil telah sampai di depan sekolah. Lalu Marlyn, Fifi dan ayah segera keluar. Terlihat banyak anak-anak yang sudah datang.
“Lyn,aku masuk ke kelas dulu ya?” kata Fifi.
“Oke,tunggu aku ya?” jawab Marlyn sambil menepuk pundak Fifi. Marlyn dan ayah segera menuju ruang kepala sekolah. Fifi segera menuju ke kelasnya. Di depan kelas ia di hadang oleh Tria dan Risna.
“Fi, itu siapa?” tanya Tria.
“Kepo aja lo,” ucap Fifi.
“Hei, jawab dulu,” kata Risna ikut-ikutan sambil memegangi tangan Fifi.
“Lepaskan,” berontak Fifi.
“Makanya jawab dulu,” tanya Tria lagi.
“Dia sepupuku,” jawab Fifi singkat. Risna pun melepaskan genggamannya.
“Ooh,” ucap Tria. “Nanti kita kerjain ya,Ris,” bisik Tria di sertai anggukan Risna. Fifi tidak memperdulikan mereka, ia segera duduk di bangkunya. Fifi tidak suka sama Tria dan Risna. Mereka anak bandel, suka iseng, suka memerintah. Maklumlah mereka orang kaya, jadi sikapnya seperti semena-mena. Semua teman-teman di kelas pun mengetahuinya.
TET,TET,TET! Bel sekolah telah berbunyi, anak-anak dari kelas I sampai IV segera keluar dari kelas. Mereka berbaris diluar kelas lalu masuk satu persatu. Setelah itu mereka berdoa, dilanjutkan menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya. Setelah itu mereka menunggu guru datang.
Suasana masing-masing kelas berbeda. Kelas I sampai III terdengar anak-anak amsih ramai di dalam kelas, maklumlah mereka belum bisa disiplin dengan baik. Lain halnya dengan kelas IV sampai VI, mereka tertib di kelas. Mereka sedang membaca buku selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Anak-anak tinggal mengambil di meja belakang. Ynag sering di kenal pojok baca. Ada yang membaca buku cerita,pelajaran dan lain-lainnya. Akhirnya 15 menit telah berlalu. Anak-anak telah selesai membaca buku dan menaruh kembali di pojokbaca.
SREK,SREK,SREK! Terdengar langkah kaki yang menuju ke kelas IV.
“Selamat pagi anak-anak,”
“Selamat pagi Pak guru,”
“Anak-anak, hari ini kalian akan mendapat teman baru. Ia pindahan dari Jakarta. Namanya Marlyn Echa Wulandari.
“Wah,cantik ya?” kata Listi kepada Fifi.
“Ya cantik dong, dia kan sepupuku,”
“Oh, gitu,” jawab Listi.
“Cantikan aku lah,” ucap Tria.
“Iya, kami lebih cantik,” Risna menambahkan.
“Tapi, hati kamu tak cantik,” kata Listi.
“Kau bilang apa?” jawab Tria sambil melotot.
“Tria, Listi, jangan berantem nak,” seru Pak Anto.
“Baik Pak,” jawab Tria dan Listi. Lalu mereka pun berhenti berbicara.
“Lyn, ayo katakana sesuatu,” suruh Pak Anto.
“Teman-teman semua semoga aku bisa menjadi teman yang baik buat kalian,” ucap Marlyn.
“Ya,Lyn,” seru seisi kelas.
“Lyn,kamu duduk di belakang Fifi dan Listi ya?” kata Pak Anto.
“Baik, Pak,” jawab Marlyn sambil berjalan menuju tempat duduknya.
“Fi, emang di sini tidak ada yang nempatin?”
“Ada, Si Muji. Tapi dia belum datang,”
“Kok, bisa?” tanya Marlyn. Belum sempat Fifi menjawab, tiba-tiba…
TOK,TOK,TOK!
“Ya, masuk Ji,” tanpa menoleh Pak Anto paham kalau yang datang terlambat Muji
“Maaf,Pak. Saya terlambat,” ucap Muji.
“Ya, duduk Ji,”
“Terima Kasih,Pak,” jawab Muji sambil menuju tempat duduknya.
“Hai,Muji?” sapa Marlyn sambil menyodorkan tangannya mengajak salaman. Lalu tangan Muji pun menjabatnya.
“Eh, murid baru ya?” tanya Muji.
“Ini, saudaraku Ji, pindahan dari Jakarta. Namanya Marlyn,” jawab Fifi.
“Oh,” ucap Muji.
“Anak-anak mari kita lanjutkan pelajaran kemarin,” perintah Pak Anto. Lalu semua anak kelas IV pun mengikuti pelajarn dengan tertib.
(BERSAMBUNG PADA HARI RABU BERIKUTNYA)
Tentang Penulis
Ari Vidianto, lahir di Banyumas, 27 Januari 1984. Bekerja sebagai Guru di SD Negeri 2 Lumbir. Bukunya yang sudah terbit yaitu “ Ibu Maafkan Aku” & Wajah-Wajah Penuh Cinta”, 17 buku Antologi dan banyak karya yang dimuat di Media Massa seperti di Tabloid Gaul, Majalah Sang Guru, Majalah Ancas,SatelitPost, Readzone.com, Buanakata.com,Sultrakini.Com, Riaurealita.Com, Duta Masyarakat, Solopos,Wartalambar.Com, LPM Arena, Sastranesia.Com, Majalah Derap Guru,Kedaulatan Rakyat,Radar Mojokerto, Kedaulatan Rakyat,Artebia.Com, Buanakata.Top, Joglosemar,Palembang Ekspres, Haluan, Majalah Simalaba.Com, Padang Ekspres & Fajar Makasar.
No comments