HEADLINE

PEMENANG SIMALABA AWARD 2017


TERBAIK PERTAMA
Syarif hidayatullah
(Kalimantan Selatan)

KAMI MENOLAK LUPA
KARENA KITA
ADALAH SEBUAH PERISTIWA

Di musim sebelumnya, kita penabung tanda tanya.
Pencari makna tahu dan biografi kepastian.
Membelah arus dan ombak di genggaman tangan perahu
Membawanya menepi di bibir sungai Barito
Dan riak anak-anak menjelma dongeng serta legenda bahari
Kita masih bocah-bocah kecil yang menyusu pada musim sebelumnya.
Membawa etalase yang telah di simpan pada toples sejarah

Setelah perahu-perahu tertambat, kembali kami menari merapal doa dan mantra
Tembang yang hampir lupa dilafalkan anak-cucu,
Sementara zaman semakin menggila melumat masa lalu
Dan kita seolah terlena karenanya.
Adakah yang lebih indah dari senja di atas puncak bukit menjelang matahari redup?

Pada roka’at musim yang mengandung airmata sejarah
Kita membawanya di setiap sujud peristiwa
Sepasang bintang menatap malam
Membawa kita mengingat peristiwa yang pernah kau tolak
Bahwa lelaki tua dan istrinya pernah datang menemuimu meminta sebuah rumah kecil !

Di musim sesudahnya, ia pemberi jawab. Tentang doa dalam sujud perantaraan nasib.
Setelahnya kita memeluk bulan bersama-sama.

Asrama Batola, 8 April 2017

Syarif Hidayatullah

Berasal Marabahan, tepian sungai Barito, lahir 20 oktober. Lulusan pond-pest Al-Mujahidin Marabahan, dan Sekarang sedang di jurusan ekonomi syariah di IAIN Antasari Banjarmasin. Dan aktif di LPM SUKMA (lembaga pers mahasiswa suara kritis mahasiswa) LPM Analisa dan Pondok Huruf Sastra (PHS)  organisasi kampusnya.
Dan buku antologi tunggalnya “estetika dalam sandiwara” (2013), “Hijrah Ke Rantau” (2016). Sekarang ia bermukim di Jl. H. Mahat Kasan No 54. Rt. 35. Kel. Kuripan. Kec. Banjarmasin Timur, Asrama Putra Batola.



TERBAIK KEDUA
Maulidan Rahman Siregar (Sumatera Barat)


BIDUAN SEXY BERTAUBAT
SETELAH DEBAT PILKADA

biduan sexy sakit pinggang
tak mau goyang
setelah kandidat yang
dipikirnya punya tempat
buang sampah di televisi

di depan siaran langsung
yang seperti tak langsung
biduan sexy istirahat, dia
mengumpat!

biduan itu bertaubat
puasa setiap hari
puasa segala goyangan

salah sendiri biduan kita
pikirnya puasa seperti puisi
tak butuh agama
tak butuh dibela

di rumah sakit, biduan
mencari tuhan tapi tidak
ketemu

mati juga sudahnya

Februari, 2017




Maulidan Rahman Siregar

Lahir di Padang, 03 Februari 1991. Menamatkan pendidikannya pada Fakultas Tarbiyah, IAIN Imam Bonjol, Padang. Puisi-puisinya pernah diterbitkan Sumut Pos, Padang Ekspres, Singgalang, Haluan, Tanjungpinang Post, Rakyat Sumbar, Koran Pantura, Lombok Post, Metro Riau, DinamikaNews, Duta Masyarakat, dan beberapa media elektronik. Puisi-puisinya juga dimuat dalam beberapa antologi bersama.
Pernah diundang dalam beberapa pertemuan penyair seperti, Tifa Nusantara 3, dan Perayaan Ulang Tahun Parmusi, 2016 silam. Juga mengikuti festival baca puisi Petang Kubu Gadang di Padangpanjang, dan Semarak Puisi di Parabek, Bukittinggi.
Selain menulis, juga bekerja sebagai tenaga pendidik di SMK Penerbangan Nusantara Ketaping, Kab. Padangpariaman, Sumatra Barat. Sekarang beralamat di Jln. Penerbangan no.7 Ketaping Selatan, Kecamatan Batang Anai, Kab. Padang Pariaman.


TERBAIK KETIGA
Aan Hidayat
(Lampung Barat)


AKU HANYALAH PATUNG KEHIDUPAN

Aku adalah ruang yang dulu kau singgahi di musim hujan, meski hanya untuk mengeja mimpi-mimpi yang belum selesai kau kemas ke dalam peti.

Dan detik ini, tiba-tiba kau hadir dan hanya berdiri, bersama tangis dan raut kaku, sungguh sukar kumaknai yang terjadi.

Lalu, kau melenggang, dan tanpa kutanyakan arti hadirmu saat itu, karena aku merupa patung yang dipenuhi aroma anyir tubuhmu.

Sebelas tahun sudah masa itu berlalu, dan sebentar lagi musim hujan datang, namun peti-peti mimpimu, masih berserakan di palung hati, dan aku masihlah merupa patung yang menggigil.

Kini, aku merupa hampa di tengah labirin bumi, meskipun seribu musim  menetes di kepalamu kau tetap takkan kembali.

Lampung Barat, 12 April 2017.




Aan Hidayat

Adalah seorang pengusaha mebel di pekon Gunung Sugih, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat. Karya-karya puisinya di bublikasikan di www.wartalambar.com, saibumi.com, lampungmediaonline.com juga terangkum dalam buku EMBUN PAGI LERENG PESAGI


No comments