HEADLINE

Edisi Minggu, 27 Agustus 2017_ PUISI PUISI ENDANG A (Jakarta)

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen, Cersing (Cerita Singkat) untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com beri subjek_LEMBAR KARYA HARIAN MAJALAH SIMALABA





PUISI PUISI ENDANG A


HIRUK PIKUK

Dipunggungku, sejarah terulang.

Pada jalan jalan setapak
bersuara bising.

Merantau ke sekeliling
pecah di pesisir.

Jakarta, 25 Agustus 2017.



BATAS KESADARAN

Dan engkau paham benar kuncup itu baru saja mekar
setelah lama meraba jalan
terjebak jejak lampau
hingga menyempit di sudut kenangan
lalu menjadi batu.

Adakah hatimu bergetar?
ketika kesukaran menempeleng keraguan
walau dalam bahasa lugas kutegaskan sebuah waktu
di mana kehidupan terbentuk dari kumpulan asin
yang acapkali memporak-porandakan hati
mengubur kegenapan ruang.

Duhai engkau yang telah meninggalkan luka
senyum ini kembali bersembunyi
mabuk pikiran ganjil
melahirkan kesunyian di malam gigil.

Jakarta, 24 Agustus 2017.



HENING

Kembali sunyi, meratap badan jalan
     Setelah berkelahi dengan waktu
Menguras air mata
       Mencari alamat
Kemudian letih menguap
Bersama sepenggal kalimat hampa.

Jakarta, 26 Agustus 2017.



RUANG RINDU

Ada riuh berlabuh pada ombakmu
menyapa kumpulan patah
memanggil mangil rindu
untuk sejenak berepisode, di ujung kuku malam.

Perihal asin yang lindap kemarin
biarkanlah
untuk mengeja kesementaraan waktu
agar genap terhitung usia
dan memitoskan rasa dahaga pada perujaran singkat.

Jakarta, 26 Agustus 2017.



KAMAR NOMER DUABELAS

Telah kuisyaratkan jalur hidup, pada lautan kata kata
perihal takdir yang bermain di bola mata
terhalang dinding penyekat
beraromakan apotik, bersanding teriakan teriakan histeris
tentang bahasa yang kemudian di ingkari musim.

Hanya dapat memaklumi getarannya dari balik pintu
berdesah pasrah pada catatan perjalanan 
terangkum menit menit ketidakberdayaan
lalu tumbang sejenak, kemudian merangkak meraba jalan.

Jakarta, 25 Agustus 2017.



TAK SEHARUSNYA

Jalur ini lama tersingkir dari pandangan
makin menyempit
sedang penghuni terus berdatangan
dari berbagai arah
memenuhi ruang sesak ibu kota.

Mereka yang gemar merajai waktu
dengan aneka pikiran ganjil yang lindap
lalu bersuara dalam kancah peperangan politik
berkolaborasi dengan alam dan sosialisasi
berakhiran basa basi bertitik
sungguh kita berada pada ujung kebodohan
di antara kepingan pintar dalam peranan
demi sebuah kursi hangat, topik dari jejak perjalanan.

Demi tempo singkat peminat kekuasaan, pengorbanan adalah anugerah
untuk sebuah pembuktian
bahwa rakyat adalah permainan drama suku kata kata
setelah itu dunia keramaian memulai rutinitas abal abal berdasi.

Jakarta, 26 Agustus 2017.



Tentang penulis:

Endang A, Lahir di Jakarta, 30 April 1995. Karya-karyanya dipublikasikan di www.wartalambar.com dan www.simalaba.com

No comments