HEADLINE

Edisi Rabu, 20 September 2017_ PUISI PUISI SARASWATI (Karawang, Jawa Barat)

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)




PUISI PUISI SARASWATI



SESEORANG DI BUKIT DOA


Bagaimana aku melihat
ke dalam rahasia
sesuatu
tersimpan rapat.

Cenayang pun tak sanggup
menyadarkan bimbang
antara kiasan
yang mengelabui.

Sedang kau mengepul
dalam setiap doa
agar diam menjadi peta
menuntun pijak di bukit doa-doa.

Berkali-kali kelana
menjadi pantai pula
teluk merana
dan habis pada dermaga.

Ketika muda
lahan jadi tunas-tunas setelahnya
dan mulai mengerti bahasa tumbuhan
yang memutik.

Laksana melingkari puisi kala hati penuh luapan aksara yang terpendam.

Karawang, 11 September 2017.



ZA

Jalanku semakin remang
tentang bayangan yang semakin lekat menarik ke dalam gelap.
Za, peta kita di arah berlainan
dan kita bersahutan di antara punggung yang semakin berjarak.

Bukan waktunya
kita telan putik-putik mimpi
yang lalu sempat harum di pucuk dedaunan.

Za, jika benar
Tuhan yang kita tuju
atas apa yang tak dapat diterka
kita akan menjadi teja di lapisan doa-doa yang membumi.

Karawang, 16 September 2017.



SUARA DARI SISA PERTAMBANGAN

Kita telah terbiasa
membiarkan jarak terkapar
membelenggu keinginan yang tak lantas sempurna.

Sementara tak lagi
ada pihak kembali bersengketa
ihwal musim di luar kebiasaan.

Kita hanya sedang memandang jauh
di puncak mercusuar
merasa-rasa
kegamangan yang memuat kesedihan.
Dibawa pergi
isi perut ibu pertiwi
sedang kita masih bernafas di lubang-lubang sisa pertambangan.

Karawang, 15 September 2017.



SAKARATUL MAUT

di ujung-ujung napas
kita di antara
pendakian
langkah tak mampu
memuat lelah

tiada kuasa
sesal mengutuk airmata
tak berdaya

satu tarikan
lebih dari sayatan
atau kekejian
atas tangan-tangan berdarah

dan berkali-kali
langit menanti terbelah
akan jeritan kematian

Karawang, 15 September 2017.




Tentang penulis

Saraswati, lahir di desa Sukaharja kecamatan Teluk jambe timur kabupaten Karawang. Bekerja sebagai seorang wiraswasta, mencintai dunia tulis-menulis sejak duduk di sekolah dasar. Beberapa puisinya dimuat di media online seperti Wartalambar.com dan Simalaba.com. Dan sebuah esainya menjadi nominator dalam event yang digelar majalah simalaba, berjudul NKRI HARGA MATI (2017).

No comments