HEADLINE

Edisi Selasa, 12 September 2017_ PUISI PUISI YS SUNARYO (Ciamis, Jawa Barat)

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)



PUISI PUISI YS SUNARYO


NEGERI ATAS NAMA

Negeri kaya atasnama
Dalam deret berjuta-juta kata
Diakrobatik para pendusta
Selimuti dada para pengais derita

Mereka yang mengatasnamakan keadilan
Padahal untuknya terhindar dari jerat hukum dan hujatan
Meliuk-liuk dalil di meja-meja perkeliruan
Menari di atas perut penderitaan

Mereka yang diatasnamakan
Keadilan sebatas pemerataan kemelaratan
Pembelaan hanya bergulir di roda-roda kekuasaan
Sedangkan perubahan hanya menggerimis dalam impian

O, penabur atasnama 
Mulut hanya mendulang alibi
Suapi rakyat dengan basa-basi
Sudah kenyang, rakyat tikamkan anarki

Bandung, 11 September 2017


TEKA TEKI PENGUNGSI

Para pengungsi dikejar-kejar mati
Mengais perih, menggendong nyeri
Darah dan air mata menggenangi
Dalam gulita nasib penuh teka teki

Ranjau menguntit setiap langkah kaki
Lapar dan haus menggerayangi tak lagi peduli
Tubuh-tubuh pipih pucat pasi
Jiwanya remuk ditumbuk kebengisan keji

Biadab kau, tusukan besi didih tirani
Kongsi berisi aneksasi tak pakai hati
Demokrasi untuk kenyangmu sendiri
Hak azasi kelaminmu yang dikebiri

Para pengungsi mati suri
Terdampar di rawa dan rimba bukan negeri sendiri
Diplomasi hanya puisi di ujung dasi
Diseret-seret kepentingan benamkan empati

Bandung, 11 September 2017


AKU INGIN PULANG

Aku telah letih menggelandang
Menggelinjang, sekujur badan telanjang
Meradang, jiwaku jalang
Gelapkan seluruh jalanan

Aku ingin pulang
Pada kelembutan tangan Tuhan
Selami bening kesejukan
Di kedalaman kolam ampunan

Jangan tinggalkan aku lagi sayang
Kini telah kokoh berdiri sembahyang
Mengkiblat pada satu cinta
Padamu, dan lurus Pada-Nya

Bandung, 10 September 2017


KENANGAN DI KOTAMU

Aku singgah di kotamu
Tempat yang dulu bersulang madu
Hanya disesapi seminggu
Lalu kau siramkan didih air garam di wajahku

Tak hanya itu, Khaerani
Kau pun suapi aku tanda-tanda mati
Tanpa kau sadari
Jiwa ragaku hingga kini meregang nyeri

Kubakar kotamu dengan panas matahari
Namun kenangan denganmu tak mau pergi
Aku enggan menginjak lama
Agar kengerian tak mengubun di kepala

Depok, 9 September 2017


TANGISAN CINTA

Sungai air mata menderas di Jakarta
Meluap dari murka dan duka
Ketika kesucian kitab agama dinista
Dan kebiadaban atas kemanusiaan membabi buta

Inilah gerak terbesar tangisan cinta
Putih-putih bercahaya
Membela agama dan hak azasi manusia
Sebagai wujud pengamalan Pancasila

Demi keutuhan bangsa, mereka korbankan kerja dan harta
Jalan jihadnya berikan nyawa
Seperti Soekarno dan Muhammad Hatta
Untuk Indonesia merdeka, tak peduli kematian di pelupuk mata

Hentikan tatap-tatap curiga
Walau semua mata mesti waspada
Pada penunggang kuda yang turut berdoa
Sambil berhitung waktu di jam Istana

Ciamis, 8 September 2017


Tentang Penulis
YS Sunaryo, lahir di Majalengka 13 Agustus 1970. Sejak mahasiswa aktif menulis artikel di berbagai media cetak. Aktif menulis puisi sejak tahun 2016. Dosen UIN Bandung 1994-2006, IAILM Tasikmalaya 1997-2000. Aktif di Ormas, Partai Politik dan di Serikat Buruh. Sekarang menjadi pendiri dan tenaga ahli di Atikan Global School Ciamis Jawa Barat. Buku Puisi 1) Antologi (12 penulis) berjudul Opera Cinta dalam Sebait Puisi (2017) dan Antologi Tunggal berjudul Sajadah Senja (2017).

No comments