HEADLINE

PUISI AZIZI SULUNG (Sumenep, Madura)_TIDAK-ENGKAULAH PEREMPUAN BERMATA SURGA....

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)


PUISI AZIZI SULUNG


Tidak


tidak mungkin kubungkus pelangi
dan merah senja
untuk mengantar mimpi yang tak kan terulang kedua kali

tidak mungkin kubasuh laut dan jingga langit
dengan curah air mata
untuk sekadar berkabar
kepada rindu dan batu-batu
hati ini tercipta dan aku persembahkan satu hanya untukmu

tidak mungkin kusapu malam dan memar siang
untuk sekadar mengosongkan segala isi rumah hati
dan mengabarkan kepada air dan daun-daun
aku terlanjur pikun memikul rasa dan
segala tentang dirimu yang seutuhnya

dan aku telah memilih lupa
bahwa aku sempurna menitipkan rasa ini kepadamu seluruhnya.

Rumah Belimbing, 2017

       
Engkaulah Perempuan Bermata Surga


pada hilir lancip alismu
semerbak aroma zam-zam mendayu
mencipta damai
memulangkan segala lara dan kesedihan

kualamatkan segala rindu
meski jalan menuju hatimu: kerap buntu
angin serpihkan keikhlasan
atas segala luka dan pengkhianatan yang kerap kau hidangkan

pada matamu yang berkelopak bunga-bunga
izinkan kupetik satu dari sekian kedipmu
untuk kemudian kusimpan rapat
dan kutitipkan pada malaikat

segala tangan yang menggoda dan mendamba
kelak, akan sama-sama menengadah
mengutuk cinta dan sembari berucap:
cinta itu keparat dan biadab

pada rampai pundakmu
bertengger burung-burung kemayu
aku sudah tak cukup usia
untuk sekadar menangisi sisa rindu dan kecewa
Rumah Belimbing, 2017 

  

Sehabis Kita Pulang Dari Pasar Senin


di tikungan ini
kita merapal abjad
tempat kita memanjat, dan menerka
segala yang akan kita saksikan sebagai peristiwa

sudah berapa jauh
kita mengayun langkah
mengejar sisa matahari
menabuh mimpi dan  merampungkan segala teka-teki

dari bisik musim dan angin
yang tiba-tiba hinggap di pundak kita
tetap kita memikulnya, hingga pada perhitungan yang keberapa?

Rumah Belimbing, 2017

Inilah Dendam sebagai Rindu

di kedalaman malam
aku saksikan rembulan tenggelam di matamu

sunyi kembali mengajariku sebagai pujangga
tak akan pernah letih menasbihkan namamu di sepanjang tahannusku
dan bumi mengelupas
melepas kerak
menyuarakan dendam yang dieram
akibat perjumpaan kita yang tak kian masam.

Rumah Belimbing, 2017 


Kunang-Kunang


kurindu kunang-kunang 
cahayanya meretas temaram
melintasi malam
mengejar pualam

oh, kunang-kunang
sisakanlah kenang
kuburlah angan
diam-diam

kurindu kunang-kunang
kurindu masa silam
kurindu masa anak-anak
:luka yang beranjak

Rumah Belimbing, 2017


Tentang Penulis

AZIZI SULUNG, lahir di Sumenep 07-07-1994. Santri di Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk, Sumenep, Madura. Dan masih tercatat sebagai mahasiwa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA). Kumpulan Puisinya yang telah terbit, Accident: Malapetaka Terencana (2012), Solitude (2012), Rampai Luka (2016).

No comments