HEADLINE

PUISI PUISI HASRUL HAMDI PUTRA (Lombok, NTB)_Sumur di Dadamu_Menunggu Ayah Angkat Bicara

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)


PUISI PUISI HASRUL HAMDI PUTRA


Penamaan Aku

pedaq api. tradisi pemberian nama untuk bayi
setelah putus pusar dan tali ari-ari
ada dukun dan kiyai.

deret nama ditulis di atas kertas macam nota bukti
satu satu bayi dipaksa genggam tulisan nama
mana kala digenggam utuh satu nama,
maka sejatinya diberkati dukun dan kiyai

aku bayi. lahir menggendong ari-ari
dan menguburnya sendiri
tak ada ritual sakral pedaq api
kugenggam nama sendiri: puisi.

Menceng Raya, 2017

Kematian Aku

aku tulis wasiat untuk mengantar
peziarah menuju makam tak beralamat
makam yang sengaja kubuat
ketika sekarat.
itu tempat keramat, dimana sesaat kubikin sesat.

sebab tak ada yang berduka
atas kematianku, kuantar sendiri jenazahku.
keranda. keranda itu seperti beroda
menggiringku sampai lahat
nisan tak kupahat sebab lupa kapan aku wafat.

Menceng Raya, 2017

Batu

batu. batu ini
harus kupecahkan lagi berkali-kali.

sendiri. sering kali Tu(h)an
bersendau dengan caranya sendiri

Menceng Raya, 2017

Sumur di Dadamu

aku menggali sumur di dadamu. bidang.
tak habis sekali rengkuh
aku menggali berpeluh-peluh
sekali mengeluh mata air mengalir keruh.

aku menggali sumur di dadamu. berbatu.
maka kusiapkan palu godam juga pahat batu
agar pecah sekali kayuh
peluh kibiarkan luruh.

aku menggali sumur di dadamu. dalam.
lupa kusiapkan tali tambang
mata air menggenang. aku terendam. tenggelam.

aku menggali sumur di dadamu: kubur kematianku.

Menceng Raya, 2017

Anakmu

bisa jadi ia benih yang kusemai
di dalam rahimmu dulu.
- sebelum akhirnya
  dibuahi suamimu –

Menceng Raya, 2017

Menunggu Ayah Angkat Bicara

dua depa jarak kita
membakar getir
manakala senja tergelincir
saling memandang getar bibir
mengeja nama hari; bulan; menghitung tahun

sejak perkabungan itu
kita terpisah empat penjuru
aku. aku tersesat di tanah orang
tak ada picu memanggil pulang
kalian. kalian kanjang menemu kandang
tak tahu pasti kapan tandang di masa mendatang

dua depa jarak kita
menunggu ayah angkat bicara
siapa pulang kemana
dan siapa pulang kemana

dua depa jarak kita
simpuh melingkar
kala nanti ayah pulang

Menceng Raya, 2017

Sepucuk Surat Datang Pagi Ini

sepucuk surat datang pagi ini
dari seorang sahabat di ujung selatan negeri
mengirim kabar bahwa di sana kopi tak nikmat lagi
tembakau tak lagi kasturi.

sejak kau tinggalkan pulau
petani tak ada lagi tanam tembakau
lebih memilih menjual putau
investasi kebun kopi diputar habis di meja judi
sekali kalah judi satu petani bunuh diri.

kini, aku tunggu pulangmu.

Menceng Raya, 2017



Tentang Yunk Putra El-Lefaqy (Hasrul Hamdi Putra): Ia lahir di Lombok NTB, 31 Januari 1991. Sekarang bermukim di Jakarta. Bergiat di UKM kesenian UIN Mataram (BKSM-SAKSI) semasa kuliah. Puisi-puisinya telah dimuat di media. Selain menulis puisi, ia juga aktif menulis lagu (sebagai koleksi pribadi).

No comments