HEADLINE

PUISI-PUISI VITO PRASETYO (Malang, Jawa Timur)_BUNDA_BAIT BAIT PUJANGGA

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)



PUISI-PUISI VITO PRASETYO


Bunda (Sajak Perjalanan)

Nun jauh di negeri seberang
langkah kaki, hidup merantau
Ingin rasa menghilangkan dahaga
buah kuini tak lagi didapatkan

Hijau daun melekat mata
kampung halaman terbakar rindu
Bila ada kawan mengisi hati
tak akan jauh kaki menumpang hidup

Kabar berita hanya kiasan kata
harapan Bunda tersayat pilu
Bila ladang tak lagi bertuan
bagai emas tak menyimpan harta

Sekali dayung menerjang ombak
hujan badai pun hati tak surut
pantang badan tak meraih hasrat
demi Bunda  terbayang di pelupuk mata

Bunda, bundaku merindu
nantikan diriku membawa durian emas
peluk diriku dalam mimpi
hati pun rindu padamu

(Malang – 2016)

Bait-Bait Pujangga

Sejengkal kata merangkai makna
menilam hasrat, hati tertusuk duri
pada bintang kugantung harap
akal tak sampai, menanggung azab

Kalau bisa kutikam malam,
tanah-tanah kutabur permata
Bila malam gelap gulita,
kubakar lentera sampai batas sukma

Dari mata turun ke hati,
kepada siapa biduk berlabuh
Sungguh jauh hati bicara
malam pun diam membisu, tak mengungkap makna

Kalau rembulan mau bicara,
sepiring kata akan kutadah
kutalu gendang dengan irama hati
kertas pun senyum, membangun bait-bait

Diriku bukan pujangga,
apalah arti hamba hanya bersahaja
Seuntai kata tiada indah
mengungkap syair dari goresan tinta

Malang – 2016

Catatan di Kota Tua

Tertanam sudah kisah tak terhapus
ketika zaman berganti baju
bebatuan itu tetap diam berdiri
tak lekang dihempas panas
tak pupus bermandikan hujan
sekian lama, rentang waktu
mungkin puluhan dasawarsa
telah melumuri diri(nya)
melewati tanpa jenuh
saat generasi baru mulai melupakan
catatan-catatan tersimpan menjadi kusam

Tampaknya zaman mulai memudar
penuh dengan kesombongan dirinya
bukan berarti kita harus kembali
bukan untuk mengulang
potret-potret lama itu
karena itu pasti tak mungkin

Sudut-sudut kota
begitu banyak kenangan
berjuta cinta tumbuh disana
tergambar pada relief tanpa busana
tembok, patung dan arca
duduk – berdiri kaku
kadang terhempas
tanpa bahasa dan tanpa nyawa
tapi getar napas(nya) memaku kota

Dari catatan tersimpan
Palembang, Sunda Kelapa, Magelang, mungkin
menyimpan sejuta makna
di antara kota-kota tua itu
Tapi kini,
bebatuan hanya memberi makna sesaat
pada kasat mata anak manusia, atau
orang-orang pencari kilauan tubuh
(engkau) hanya pilar-pilar bumi
di hamparan tanah, tempat berpijak
kini meninggalkan jejak nama
di batas-batas sejarah
dan (mungkin) akan musnah
ditelan putaran zaman

Malang – 2017

Desember

Saat engkau bersandar pada seberkas sinar
penantianmu terus saja mengalir
menghitung garis-garis sinar itu
begitu sia-sia
musim terus saja bergulir
kadang menghangatkan
kadang dingin membeku

Jika hari ini kita masih menggenggam
bulan desember segera pergi
disitu tangan kita bertaut
membaca kenangan setahun
seakan menutupnya dengan dusta
sementara camar terus terbang
mengikuti musim, membelah cakrawala

Desember, seperti sebuah perjalanan
tak pernah risau kala waktu
berjalan untuk memulai hidup baru
mungkin hanya sebuah isyarat
saat sebagian hidup meranggas
kita pun menanggalkan catatan
walaupun masih banyak tersisa
yang tak mungkin kita bangun
saat bulan berganti meninggalkannya

(2017)

Diriku dan Seorang Bocah

kulihat dekil di tubuhmu telah menumpuk
tak sedikitpun engkau merasa risih
sementara aku merasa malu dengan bajuku
– yang mulai kusam
karena bajuku tak pernah membungkus hatiku
tetapi, aku ingin jiwaku yang terbungkus
mungkin dengan kertas sampah
atau sebongkah doa
– yang belum sempat kubacakan
karena mulutku terlalu malas
sementara engkau, hanya seorang bocah
mungkin datang dari langit

Malang – 2017



Tentang Penulis

VITO PRASETYO, dilahirkan di Makassar (Ujung Pandang), 24 Februari 1964. Kini tinggal di Malang – Pernah kuliah di IKIP Makassar. Karya-karya Sastra (cerpen – puisi – esai) telah dimuat media cetak lokal dan nasional, antara lain: Harian Media Indonesia (Jakarta) - Harian Pikiran Rakyat (Bandung) - Harian Republika (Jakarta) - Harian Suara Merdeka (Semarang) - Harian Pedoman Rakyat (Makassar) - Harian Suara Karya (Jakarta) – Harian Radar Malang (Malang) – Harian Radar Surabaya (Surabaya) - Harian Solopos (Surakarta) - Harian Sumut Pos (Medan) – Harian Lombok Post (Mataram) - Harian Duta Masyarakat (Surabaya) - Harian Malang Post (Malang) - Harian Digital Nusantaranews.co - Harian Buanakata.Com – Majalah Puisi – Harian Digital LiniKini (Jakarta) – Harian Waktu (Cianjur) – Harian Haluan (Padang) - Harian Rakyat Sultra (Kendari) – Harian Fajar (Makassar) – Mingguan Utusan Malaysia (Kualalumpur) – Harian Online Malang Voice (Malang) – Majalah SIMALABA (Versi Cetak dan Digital)
Buku Antologi Puisi: “Jejak Kenangan” terbitan Rose Book (2015)),“Tinta Langit” terbitan Rose Book (2015) - “2 September” terbitan Rose Book (2015) - “Jurnal SM II” (2015) diterbitkan Sembilan Mutiara Publishing 2016 – “Keindahan Alam” terbitan FAM Publishing (2017)
Sedang mempersiapkan Buku Kumpulan Puisi  “Biarkanlah Langit Berbicara”  (2016 – 2017)  &
Buku Kumpulan Puisi  “Sajak Kematian”  (2017)


No comments