PUISI PUISI REMON SULAIMAN (Muara Bungo, Jambi)_di Hadapan Muka Cermin
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
Redaksi online ini akan mempublikasikan naskah setiap hari dan akan memilih satu puisi dalam setiap minggunya untuk dibuat film puisi
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
PUISI PUISI REMON SULAIMAN |
MERAYAKAN CINTA YANG KALAH
Nyalakan itu lampu katamu
Malam mengintai di luar sana
Kita tak akan ditemukan jika berlindung di bawah cahaya
Dan aku lebih memilih menurut
Mengikuti rasa takut yang akut
Aku ingin menjadi kucing rumahan saja kali ini
Bergelung di pangkal lehermu yang berdenyut Berjaga jika maut datang menjemput
Segalanya ada dalam pikiranmu sendiri
Katamu lagi
Kita bangun sorga meskipun ada di bilik penjara
Segalanya sudah cukup di sini
Ranjang kecil
Kamar mandi dan sikat gigi
Bahkan televisi
Tersenyumlah
Negara ini masih menyisakan ruang untuk merayakan cinta yang kalah
Muarabungo, 2017
MENUJU PULANG
Ke laut lapangKutinggalkan pelabuhan kecil
Ketika redup bintang utara
Hilang memandu pelayaran
O, kelembutan yang pedih
Duhai keteduhan yang tajam
Lengang nian jalan pulang
2017
PENYAIR YANG ADA-ADA SAJA
:Maulidan Rahman SiregarDiam-diam kau tulis puisi
Lalu membacanya di dalam hati
Tapi juga takut didengar tulang rusukmu sendiri
Hesti
Hesti
Puisi tak bisa jadi nasi
Bukittinggi, 2017
DI HADAPAN MUKA CERMIN
Wajah asingMata merah luka
Engkau milik siapa?
Bertahun sudah
Aku membuang muka
2017
PENYAIR DAN MAKANAN RINGAN
Mengapa di kedaimu engkau hanya menjual makanan ringan, Penyair?Karena hidup ini berat abang
Sepertinya kita belum merdeka
2017
Tentang penulis
Remon Sulaiman, lahir di Bukittinggi, Sumbar. Pemilik akun Little Lite. Tinggal di Bungo, bergiat di komunitas Seniman Bungo, Jambi
No comments