HEADLINE

Sajak Sajak Muhammad Alfariezie _PERDEBATAN HUJAN TURUN

SEMARAK SASTRA SETIAP HARI 2018
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 7 judul), Cerpen dan Cernak untuk dipublikasikan pada setiap sabtu malam. Kirim karyamu ke e-mail: majalahsimalaba@gmail.com, beri subjek SEMARAK SASTRA MALAM MINGGU. (Berhonor dan akan diambil satu karya untuk dibuat konten video)
Redaksi juga menerima tulisan untuk diterbitkan setiap hari (selain malam minggu), kirim karyamu ke e-mai: majalahsimalaba@gmail.com, beri subjek SASTRA SETIAP HARI. (Belum berhonor)



PERDEBATAN HUJAN TURUN

Apa yang ingin kau tunjuk bila hujan
Aku mau menunjuk awan
Mengapa
Itu karena awan hitam

Selalu itu kau ucap
aku selalu melerai rambut setelah mendengar

Kita terus berdebat mengenai hujan
kau marah kilat aku bilang cantik

Kau langsung ke ranjang
meraba gorden
memunggungiku

Aku malas meladeni
aku bercermin
tertawa
memerhatikan rupamu bagai kucing bermalas-malasan

2017

AKU

Aku bisa menjadi tuhan mengapa harus memilih manusia?
Bukankah budak lebih hina dari tuan?

2017

AKUI

Aku angin
ketika selendangmu tersingkap
itu aku yang kau tunggu
saat matamu memandang jendela

Aku yang terus berlari
kau kejar
aku yang sembunyi
kau cari

Aku yang kau daki

2017

MENGIRIM TSUNAMI

Aku berdiri di tebing
memandang laut di celah awan
karang terampas badai
di sorot mercusuar

Aku melompat
jadi tsunami

2017

AKULAH

Anggun tubuhmu dan gemulai jemarimu melayangkan tallis. Aku bertanya pada jibiri. Siapa dia? jibril menjawab. Hamba yang ingin jadi kekasihmu. 
Ketika itu siang dan malam
bulan sabit hingga purnama
aku mengintaimu melalu jibril
hingga berkata demikian

Jibril. Aku menyukainya
kuku-kukunya memancar seperti bintang
jibril. Katakan pada Izroil

Aku ingin menikmati anggur
dari jemarinya

2017


NOVEMBER RAIN

Malam-malam hujan menyelimuti mata dan tubuh
aku tersihir merekam tiap gemercik

Tapi aku lesu
jemariku serupa rumput
berembun

Aku meraba air
lututku tertekuk di bawah pagar
di kelilingi kabut

Sampai tubuhku ngilu
mataku tutup

2017


KAU MENDEKAPKU

Ingatkah waktu kita di taman
kau mengejar kumbang
kau terlalu asik
menumburku

Aku mendekapmu

Napasmu aku hirup
aku tersihir

Sampai pulang
itu rekaman mengajak jemari menari
meraba gorden
mengempas napas

2017


SEKEJAP

Semakin dingin
aku bernyanyi tentang hujan
segala menyelimuti mata dan telinga

Aku bermimpi
mengetuk jendela kamarmu
dan kau pun membuka
meraih jemariku

Kita berdansa
lesap
melebur

2017


NINA BOBO

Biarlah malam-malamku berembun
kau seperti kemarau
aku ingin mimpi

Sudah lama aku memuja
aku tidak mau kau dan kamu
menindih

Aku ingin tidur
merupa bintang
kelilingi bulan

2017


NOVEMBER KILLED ME

Dan, kau pergi
meninggalkan halimun

Aku mengembun di rumput

Kau jahat
jahanam

2017


Tentang Penulis


Muhammad Alfariezie, lahir di Bandar Lampung, 19 November 1994, Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Teknokrat Indonesia. Saat ini aktif di UKM Teater Sastra TERAS, ia tergabung di Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS. Puisi puisinya telah dipublikasikan di Lampung Post. M Alfariezie tinggal di Jalan Palem Raya No 23 Kemiling, Bandarlampung

No comments