TRADISI BEAYUN MAULID
Tradisi baayun adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh ibu ibu untuk menidurkan anaknya di dalam buaian sambil diiringi nyanyian ataupun doa doa dengan harapan buah hatinya segera tertidur pulas.
Namun ada yang unik di Banjarmasin, jauh sebelum agama islam masuk tradisi baayun (mengayun) ini sebelumnya sudah lama dilakukan oleh orang orang di Desa Banua Halat Kecamatan Tapin Utara Kalimantan Selatan yang waktu itu masih menganut agama kepercayaan kaharingan, tradisi itu juga merupakan bagian dari prosesi bapalas bidan yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka berterima kasih kepada bidan yang telah membantu proses persalinan si anak lahir ke dunia, biasanya diiringi dengan doa doa dan mantra yang ditujukan kepada roh nenek moyang.
Seiring dengan berkembangnya ajaran islam tradisi yang semula dilakukan oleh masyarakat suku Dayak ini kemudian bermetamorfhosis menjadi tradisi yang dilaksanakan pada setiap peringatan maulid nabi besar Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal kalender Hijriah, tradisi ini dilakukan di masjid dengan harapan anak anak yang diayun di dalam buaian tersebut dapat mencontoh dan mewarisi keteladanan akhlaq baginda Rasulullah.
Caranya adalah anak anak balita dimasukkan ke dalam ayunan yang terdiri dari tiga lapis kain panjang yang diikatkan pada tali, kain lapisan pertama berupa kain sarigading ataupun sasirangan ( kain khas banjar) yang diberi hiasan dari daun kelapa muda atau nipah kemudian diayun dengan iringan syair maulid sehingga kemudian disebut baayun maulid, biasanya prosesi ini juga didampingi berbagai hidangan kue tradisional seperti kue cucur, wajik, nasi lemak dll.
Tradisi itu sampai sekarang masih ada dan terus hidup dalam budaya masyarakat Banjarmasin sebagai bagian dari jati diri bangsa yang tak terpisahkan. ( R.Tia)
No comments