PERTANYAAN PERTANYAAN DARI LUAR PERUT _Puisi Agus Salim
PERTANYAAN-PERTANYAAN DARI LUAR PERUT
bagaimana kabarmu?
ah,
kau nakal, ya!
suka menendang-nendang
dinding perut ini
apa kau tak dengar desis giris
mulut ibumu?
janganlah suka begitu
ruang di dalam sana
memang sempit
tapi janganlah suka buat kami takut
bersabarlah kuat-kuat
sebentar lagi kau pasti juga keluar
menjadi bagian dari kasur kami
ah,
tapi, maaf, kasur kami
tak besar
kau paham, kan
kondisi kami?
tapi kau tak usah resah
nanti pasti aku mengalah
tidur di lantai tak mengapa
asal kau dan ibumu bahagia
santai saja!
tapi apakah kau di dalam sana
baik-baik saja?
Asoka, 2018
KEBEBASAN TAK DIMENGERTI
aku punya cerita dari rumah tanpa warna
ada tiga perempuan di sana
janda semua—masih muda-muda
dan ini cerita tentang mereka (janda-janda itu)
yang tak mau hidup susah-susah
rela melepaskan lelaki yang dicintai
demi mencapai kebebasan tak dimengerti
seperti burung-burung yang berangkat pagi
pulang sore hari
satu di antara mereka berceloteh:
oh, kami hanya tak mau repot-repot melayani,
tak mau bangun pagi hanya untuk mencuci itu dan ini,
menyapu itu dan ini,
memasak itu dan ini,
juga tak mau capek-capek
mengandung dan mengurus bayi
harap ini dipahami!
mereka sudah tak peduli soal senggama
dan banyak lelaki hidung belang
menawarkan kenikmatan
juga memberi uang sebagai imbalan
tapi mereka tolak dengan tawa
dan cibiran:
hahahahaha!
tanpa kami apa jadinya kau, Tuan?!
demikianlah cerita ini
harap dipahami
meski akhirnya tetap tak bisa
dimengerti
Asoka, 2018
KETIKA HUJAN TURUN
ketika hujan turun
sepasang mata kami sedang santai di ruang tamu
mengamati pintu-pintu
dan guguran dedaunan
lepas dari genggaman dahan
hujan tak mau berhenti
dan sepasang mata kami mengapung
menjadi perahu di air tergenang
menunggu giliran pulang
angin kencang datang membawa riuh
membentur-bentur rumah-rumah
dan sepasang mata kami menjadi burung
terbang berputar-putar seperti limbung
lalu hinggap di pucuk tiang ujung gang
ketika hujan turun
sepasang mata kami sedang santai
lalu mengapung menjadi perahu di air tergenang
lalu menjadi burung di tengah angin kencang
dan mungkin bila hujan masih lama berhenti
sepasang mata akan menjadi ikan
tenggelam sampai dalam
Asoka, 2018
MALAM SETELAH HUJAN
aku serupa dedaunan
kehilangan angin
di beranda
gigil tak lagi tersisa
bersama asap rokok
aku menunggu
burung-burung di dalam kepala
bangkit lalu terbang
tak peduli ke arah mana
dan kembali pulang
membawa cerita-cerita
apa saja
apa saja
tapi malam ini
setelah hujan usai
tak ada apa-apa
tak ada apa-apa
sunyi belaka
Asoka, 2018
KEINGINAN
bocah itu memandang perut perempuan
bukan perut ibunya
lalu membayangkan
kehidupan lain penuh doa-doa
bocah itu mamandang perut perempuan
bukan perut ibunya
lalu membayangkan
sebuah tangan lembut membelainya
bocah itu masih memandang perut perempuan
yang bukan ibunya
lalu membayangkan ada di dalam sana
dan dilahirkan sebagai manusia baru
tanpa cela
lalu dia tertawa:
hahahahahaha
kemudian menangis
sambil mendekap tubuhnya
yang kurus
Asoka, 2018
Tentang Penulis
Nama lengkap Agus Salim. Lahir di Sumenep tanggal 18 Juli 1980. Tinggal di jalan Asoka Nomor 163 Pajagalan Sumenep 69416 Madura-Jawa Timur.
No comments