HEADLINE

RATAP KISAH_Puisi Puisi Davit Kuntoro (Sastra Harian )


Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)



RATAP KISAH

sepi menatap kisah
melukis di lekuk secarik kertas
perlahan meniada kata
seperti halnya malam
rindu tiba di bawah lampu
entah selalu terbayang
meski rindu berbalut kiprah kabut
kiranya masih sanggup membalas
dalam diam setiap liku

Purwokerto, 2018 

MIMPI

gemerlap tilam tersingkap rasa
sampai berkelip mengingat hujan
mungkin, lekas pergi

sapa dedaunan kejauhan
peluh mengecup genangan
ceruk puluk mengisi kekosongan
terus menitih selaksa kegirangan

serpihan bulan dikau menyapa
manakala malam belum tiada

Purwokerto, 2018 


DIAM

seran menitip malam
perlahan
menari indah di pori-pori
hanya jingkrak daun
dan satu bintang menanti teramat risau
bersama malam terdiam

acapkali hampir pudar
enggan beranjak
untuk sebuah rasa
diam

Purwokerto, 2018 


SESAL BERLARI

di balik tirai malam
resah berselimut
menghitung kisah bersemayam
sayang, tak cukup membayar perbuatanku

lalai
terpaku lontaran kata
dari ruas bibir letih
menerjemah seuntai cerita

Purwokerto, 2018 


BEKAS HITAM

/a/
berhembus  sedikit
kenang secangkir kopi
mengisi kekosongan tak kunjung mati
esok merengek
akan nikmati pahit tanpa pemanis
bersama secangkir rindu, tawa, dan tangis.
/b/
bila melintang penantian
bertadah umpama
untuk datang
aku tak dapat menanggalkan
apa-apa
tentang sebuah esok lalu
pergi menutur rasa
/c/
masih di sini
pada bekas hitam
di bibir yang tertaggal lebar
untuk apa
bila kau patahkan sekali
tanpa itu aku mati

Purwokerto, 2018 


SELIP MIMPI

tersedak pasir laut
telan karang  juga batu
tiba angin bercerita padaku
seolah ingin bercengkerama pada tubuh
lelah tanpa merebah
untuk dua kali
datang menyelinap sepi
karna Tuhan menaruh mimpi

Purwokerto, 2018 


BERBISIK

merah pedih dari bibir
dan suara tangis alam suci
mati hanya biji
kering meronta tak sangka dedaunan
hilang beranjak
enggan menghilangkan masa
mengadu setiap sajak
manakala bibir menupang air liur
lelah menjadi alasan
tentang rasa tiada berdosa

Purwokerto, 2018 

Tentang Penulis

Davit Kuntoro, kelahiran Banyumas 03 Oktober 1996, sekarang tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

No comments