Edisi Sabtu, 19 Agustus 2017_ PUISI PUISI ARI VIDIANTO (Lumbir)
Dari Redaksi:
Kirim Puisi, Esai, Cerpen, Cersing (Cerita Singkat) untuk kami Siarkan setiap hari ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com beri subjek_LEMBAR KARYA HARIAN MAJALAH SIMALABA
PUISI-PUISI ARI VIDIANTO
BUNGA SURGA
Kenangan penuh rintih
Menusuk hati kian perih
Ragu di hati penuh kecewa
Karena hati tanpa taqwa
Halau mimpi penuh angan
Ingin menggapai segala impian
Bertebaran bunga-bunga surge
Selalu menghiasi jiwa dan raga
Lumbir, 28 Februari 2016
DUNIA INDAH
Terang dunia tanpa luka
Jalan hidup penuh duka
Terbayang dalam lamunan
Segala macam angan-angan
Memudar tiap-tiap kata
Kata-kata yang tertata
Dunia indah penuh harapan
Harapan indah seiring sejalan
Lumbir, 29 Februari 2016
TIGA ELEMEN
Oh angin bawalah badai
Oh petir bawalah hujan
Oh api bawalah cahaya
Mimpi telah melanda
Terhempas dan tertekan
Di pagi yang mulia
Lumbir, 29 Februari 2016
HIKAYAT HARI
Malam berlamun sepi
Luka batin masih menghampiri
Hikayat hari menghiasi
Kesedihan terperih di relung hati
Hamparan kedukaan ini
Terbentang di sanubari diri
Merelakan buku-buku kenangan
Terpencar binar kerinduan
Gemulai angin yang menerjang
Utara selatan menghadang
Kemilau sinar matahari
Selalu setia menemani
Lumbir, 7 Maret 2016
LAUTAN LUKA
Masih membekas
Sisa air mata terlara
Kenangan itu
Selalu membayangi hariku
Runyam segala asa
Harapan seakan sirna
Apakah ini mimpi
Ataukah ini kenyataan
Batin ini tersayat perih
Lautan luka dan luka
Masih tersimpan di jiwa
Yang setiap saat siap
Menghamburkan air kesedihan
Yang tak kunjung pergi
Lumbir, 7 Maret 2016
SILIR ANGIN
Temaram dalam kesunyian malam
Keramaian serentak perlahan tenggelam
Silih berganti sisi tersunyi
Beraroma asap kabut mimpi
Teror kegundahan derita
Masih hinggap dah bertahta
Silir angin pagi siang malam
Semilir senada dengan alam
Lumbir, 21 Maret 2016
MENENTANG
Menentang hari-hari yang sepi
Perlahan terkikis angin berlamun sunyi
Ilalang-ilalang menerjang
Di terpa pilunya waktu
Lambat laun kegundahan hati
Terforsir peluh di lelahnya hari-hari
Luka batin yang menyayat sepi
Lumbir, 11 April 2016
MENDENDAM
Mendendam pada siapa
Jalannya hidup sudah terpatri di garis Illahi
Rintihan hati ini menyesak di dada tak berbunga
Derap langkah hari makin menyempitkan
sajak-sajak memori
Tertantang dan tetap tenang
Namun kegundahan hati
Tetap riang memerdukan kesengsaraan hati
Lumbir, 11 April 2016
MENDUNG TERSENYUM
Mendung tersenyum pilu
Luka jiwa tertutup kalbu
Gemulai sakit hati
Menari indah di sanubari
Terangnya pesona hati
Membelai senyum indah mentari
Lumbir, 12 April 2016
TERKIKIS SUNYI
Terhalang gelapnya mimpi
Terabaikan bila pagi menjelma
Perihnya kehidupan ini
Memutar balikan memori
Resapkan hari-hari terkikis sunyi
Lumbir, 12 April 2016
Tentang Penulis : Ari Vidianto, lahir di Banyumas, 27 Januari 1984. Bekerja sebagai Guru di SD Negeri 2 Lumbir.Bukunya yang sudah terbit yaitu Ibu Maafkan Aku ( Pustaka Kata, 2015 ) & Wajah-Wajah Penuh Cinta ( Pustaka Kata, 2016 ). 17 buku Antologi dan banyak karya yang dimuat di Media Massa seperti di Majalah Sang Guru, Ancas,SatelitPost, Tabloid Gaul, Readzone.com, Buanakata.com,Sultrakini.Com, Riaurealita.Com,Duta Masyarakat, Solopos, Radar Mojokerto, Kedaulatan Rakyat dll . No Hp 085726348627, Facebook Ari Vidianto & Penulis Lumbir, email : ari.vidianto@gmail.com
No comments