PUISI PUISI ENDANG A
Dari Redaksi:
Kirim Puisi, Esai, Cerpen, Cersing (Cerita Singkat) untuk kami Siarkan setiap hari ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com beri subjek_LEMBAR KARYA HARIAN MAJALAH SIMALABA
PUISI
PUISI ENDANG A
BAHASA PUISI
Kami
sama, penimbang benang
mencoba
menembus belukar katakata
di
lautan mimpi
dengan
episode patahpatah.
Siapkah
aku membungkus sebuah kalimat?
Sedang
bahasa puisi, mati keramat
tenggelam
tanpa makna
bergerak
sempoyongan.
Kemudian
bertanya pada waktu, sudahkah hari ini berubah larut?
Sedang
diri malas untuk beranjak pergi.
Jakarta, 31 Juli
2017.
GEJOLAK RASA
Ah
... rasa ini
mengalir
dalam denyut nadi
mengklisekan
wajahmu
sekilas
berwujud keindahan.
Sekali
lagi desahmu mampir dalam irama
keresahanku
memanjat naik menuju langit bahagia
sesaat
saja
aku
terlena, sungguh
gelora
ini memukul hulu dadaku
membentuk
senyawa dalam lamunan panjang
jejakmu
masih tertinggal dalam bait puisiku.
Ah
gejolak ini
melemahkan
pijakanku
ruang
rindu semakin terpicu.
Jakarta, 31 Juli
2017.
LUNGLAI
Harga
rindu memecah ruang
jeritan
hati bungkam seketika
berontak
jiwa pelepasan raga
membentenggi
kebodohan diri
jalan
sempit menjadi tertutup
lalu
gerimis beriringan.
Rindu
ini tak lagi termaknai kata
penghabisan
cerita kisah
wajahmu
mengikuti arus
aku
terkapar tanpa saji.
Jakarta, 31 Juli
2017.
SEBUAH PENANTIAN
Berkisah,
pada rasamu di ujung sendu
perihal
aksara merindu
dalam
retasan waktu
menjalar
dan memicu
ruang
dimensi malumalu.
Episode
kali ini, melupa rajutan tawa
sebab
geliatmu buram
patah
di pesisir di hempas ombak lalu hanyut
meninggalkan
kalimat tak berujung
dan
aku tumbang di bibir pantai
basahbasah.
Jakarta, 31 Juli
2017.
MANTRA
Semilir
angin, hilir mudik
memecah
sunyi pada kedangkalan waktu
sedang
ronarona merah merantau
mencari
sisasisa perjuangan, dengan lapang
sebab
angkuh adalah kebodohan.
Di
pesisir ombak merasa hebat
tak
ada tanding, kuatkuat.
Namun-
karang
bertandang, bisakah tumbang?
Hai
kisanak, belajarlah pada waktu
dunia
kehebatan adalah menunduk
jika
mampu tandinggilah!
kemudian
berujar lantang.
Jakarta, 31 Juli
2017.
SEBUAH ALAMAT
Aku
terpanggang, sungguh
dalam
gejolak di padang cinta
menghempas
segala rasaku, menjadi lamunan
membumbung
tinggi ke langit biru
mengepak
sayap-sayap sempurna
hingga
tertinggal sebuah alamat.
Jauh
di pesisir
tertera
rumah tua dan sepenggal kasih
di
mana tempatnya pelabuhan rindu bermuara.
Lama
terlupakan dalam perjalanan
meraih
mimpi berupa kehampaan
kemudian
lembar menepi
bersama
nada berapi-api yang telah keramat di ujung mata malam
Jakarta,
31 Juli 1017
Penulis lahir di Jakarta, 30 April 2017. Suka menulis sejak tahun
2016. Belajar puisi di group wa kala jombang. Motonya : "Hidup adalah perjuangan,
kekalahan adalah keberhasilan yang tertunda.
No hp : 081297050343
No wa: 08568382657.
No comments