HEADLINE

LANGIT BERTERIAK_Puisi Puisi Alfi Manzilatur Rokhmah



Redaksi Simalaba menerima tulisan untuk diterbitkan setiap hari
 (selain malam minggu) 
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
( Belum berhonor)



LANGIT BERTERIAK

Kau bersuara atas nama bangsa dengan eloknya
Berparas cantik bersuara lembut 
Tutur kata setiap orang sangat sering dibicarakan
Apalagi saat berdiri di atas panggung kemagahan
Lumuran perkataan jadi tatapan paling tajam disetiap tiribun pandangan’
Kau berpuisi dengan nyaman
Dengan lidah indahmu kau berkata seenak maumu
Nyaris bak duri yang tertinggal di jalanan
Kau boleh  berkata semaumu
Ingatlah dirimu dan lingkunganmu
Semua sedang mengawasimu
Tak terkecuali mereka yang tak terlihat
Suaramu menjad pusat perhatian banyak orang
Izinkan aku menuntunmu membenarkan itu
Aku tak bermaksud menghujat  kau
Hanya saja kau perlu banyak belajar meneriman argumen
Dan membuk fikir jika itu memang sebuah kesalahan

Sidoarjo, 4 April 2018



SETETES NYAWA UNTUK HAIDA

Hari-hari kau lewati penuh canda suka
Alih-alih kau termenung hampir tidak ada
Wajah-wajah kusut bukan lagi selalu menghiasi
Warna hidupnya
Angin segar sudah mulai menyebar dalam dirimu
Seberapa besar kau akan bertahan
Semesta ini tentu akan selalu bersamamu
Kau makhluk yang hebat
Ahli membalikkan keadaan
Haida
Hidupmu sangat menginspirasi banyak orang
Sebagian orang percaya nyawa itu selalu melekat tapi kapanpun akan tiada
Tapi darimu ada percaya
Nyawa itu anugerah kapanpun akan selalu ada
Meski dintempat yang berbeda

Sidoarjo, 6 April 2018



BERANI BERTARUH KEADAAN

Menjadi pemberani itu keinginan semua orang
Berani menghadapi didepan itu sebuah kemauan
Sesuatu yang tampak didepan akan sangat menyeramkan
Jika dihadapi dengan tangan terbungkam
Akan menjadi  suratan jika takut melawan
Kita orang terpilih yang harus menerkan lawan menghadang
Manusia tidak selalu menopang keadaan
Sesekali berjuang demi keadaan
Terkadang kekuatan timbul bukan karena suatu permulaan
Bisa jadi kekuatan mucul jika terdesak melakukan perbuatan
Karena Tuhan tahu ditempat mana manusia akan beradu melawan harga dirinya

Sidoarjo, 6 April 2018



WASIAT DI BELAKANG RUMAH

diam-diam hamparan luas itu menyembur permasalahan
seolah-olah ingin bergabung menyelesaikan perkara membingungkan
sampai-sampai rumput ikut tertawa
bukankah kau hanya bisa bergoyang
tentu tidak
aku bisa menjadi lebih ganas dari duri mawar
kalau sinar matahari menimpuk diriku ditengah kehausan
aku juga penghuni bumi
pemegang wasiat kehidupan manusia mendatang
rumput tak sekedar lembaran kecil yang bisa tertindas
jika angin mulai bermain bersama awan
jika saja hari itu tak ada perjanjian
tak kan mungkin perjanjian itu ada bersamaku

Sidoarjo, 6 April 2018


SEGELAS LEMBARAN PALSU GANIA

tetesan kekecewaan tak luput menghantui malam tidur gania
rasa cemas jadi santapan manis tiap fajar menjelang
pil kecik-kecil turut berjalan-jalan mencari pemilik baru
dengan hebat sebar virus finasnial
ditengan fajar masih diufuk keheningan
lembaran-lembaran sebagi barter kemunafikan
tak ada harg yang pantas ditukar dengan unytaian kejujuran
suasana itu begitu masif untuk ditindaklanjuti
pasalnya yang terlihat hanya segelas
dengan tipu muslihat
dan ketidakberdayaan menatap kebohongan
hingga mudah terperangkap pda jaring ketidaktahuan
naif memang gania
apalah maksud jika lembaran itu sudah tumpah
apa masih ada yang bersedia memungut dengan ikhlas

Sidoarjo, 6 April 2018



KUASA TUHAN

Belajar dari sebuah kejadian
Waktu itu sore akan menjelang
Sebuah peristiwa tak terduga datang tanpa mengucap salam
Tak merasa akan ada kejadian besar sedang menanti dieksekusi
Denyut nafas tiada tanda-tanda pesekongkolan
Hari itu semua mata hati disentil sedemikian keras
Bahwa rezeki manusia sudah ada garisnya masing-masing
Sebagai penghuni bumi
Pemilik Tuhan Yang Maha Esa
Tak ada salahnya untuk bersujud dihadapannya
Mengingat kebesaran tuhan untuk seluruh makhluknya
Dan berbagi kebagikan pada orang membutuhkan
Rezeki itu suatu yang terlihat
Jika masih ada waktu
Jika Tuhan sudah muak
Dengan rezeki itu akan dicabut dari nyawamu

Sidoarjo, 10 April 2018



NYANYIAN DI PINGGIR JALAN

Sorak-sorak suara mereka menggema seluruh isi jalanan kota
Alih-alih teriakan penuh pengorbanan
Menjadi pengganjal perut
Kala lapar dan haus menyerang
Nyanyian pinggir jalan tak banyak mengundang belas kasihaan
Kebanyakan orang sudah tahu itu sebuah kobohongan kumpulan preman kota
Pesuruh-pesuruh kecil itu
Dipermainkan luar binasa biadab
Mulut-mulut manis mereka diperas ditukar
Dengan koin dan lembar kekerasan
Nyanyian pinggir jalanan
Sebagian dari mereka  hidup bersama kerasnya jalanan kota
Tidak mengenal perasaan baik hati
Hari hari mereka dihiasi kekhawatiran
Hidupnya tergantung ramainya jalanan kota
Jika ada malaikat menghampiri pastilah nyanyian itu tidak hanya
Bertukar dengan uang
Dtambahkan kasih sayang

Sidoarjo, 10 April

No comments