HEADLINE

Edisi Rabu, 06 September 2017_ PUISI PUISI ALVIE M RIZKY (Bandung, Jawa Barat)

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen, Cersing (Cerita Singkat) untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)





PUISI PUISI ALVIE M RIZKY


KIBASAN SANG SAKA

Berkibarlah wahai pusaka
negeri perwira indonesia jaya
sontak merdeka gemakan semesta
runtuhkan tirani di dalam jiwa.

Bandung, 12 Agustus 2017.


SURAT KELABU

Teruntuk sesosok debu yang senantiasa hadir di setiap lembaran mimpi
mengurai lekukan temaram di kesunyian malam
bertabur bintang,
Indahi tebaran angin dalam keheningan.

Entah siapa,--
Jua ku 'tak tahu.

Ketika kumencoba menata sebuah kekata
di atas nisan yang sudah termamah usia.

Sedangkan,--

jiwa ini selaksa terlantar di perambingan samudera.

Adakah celah untukku
Menerobos terpaan hina, yang selalu menyua
Mengombang ambingkan sukma
Pun derita dalam sebuah koa. 

Bandung, 26 Agustus 2017.

Catatan kaki :
Koa ~ permainan kartu ceki



ANGAN MEMBISU

Terkenang selalu, ketika aku menyemai untaian asa
hilir membungkukan gegoda semesta
pun indah jika terasa
meresap dalam kepalan dada.

Buihan dogma sirna seketika
bulir-bulir harapan tercerita
di atas guratan dedaunan berirama
adalah kerinduan akan sebuah cita.

Bungkam sudahlah semua,
angan yang bertahta buana
nuansa itu hanya mimpi nan berdebu
dan, aku bersimpuh; meratapi kelabu.

Bandung, 27 Agustus 2017.


TETAPLAH BERSAMA

Tertata rapi ratus-jutaan diksi, 
pun dalam temaram kutetap memuisi
menyulam indah senda gurauan,
nan memupus setiap deraian.

Cakrawala kian melekukan sebuah senyuman
selaksa akan selalu dalam kebersamaan
menjalin ikatan persahabatan,
yang 'takkan sampai terpecahkan.

Kau dan, aku,--
adalah teman sejati
bersama, merangkul senyuman mentari
yang selalu menyinari.

Bandung, 27 Agustus 2017.



RINTIHAN JIWA

"Dirimulah harapan bunda" ucap bunda seraya membelai rambut kusamku.

Aku tertegun, di bawah sayupan kojara
jua purnama merintikan kerinduannya
pada hamparan temaram yang selalu menyelimuti pekatnya cakrawala.

Kalimat tua itu terus terayun dalam helaian mimpi
pun riak kesejukan nan sunyi
menetaskan sebuah kerinduan
pada sesosok fortuna yang selalu memberiku arti kehidupan.

Dialah yang kusebut ibunda.

Terbingkai lara,
dalam genggaman tasbihku.

Bandung, 28 Agustus 2017.



Tentang penulis :
Alvie M Rizky, tinggal di Kp. Babakan Negla Kabupaten Bandung. Bergabung aktif dalam sekolah sastra ( KOMSAS SIMALABA ). Salah satu karyanya dimuat dalam antologi puisi ( MY HOPE 2017, WARNA-WARNI SAJAK, NYANYIAN ALAM, dll ).


No comments