Edisi Rabu, 13 September 2017_ PUISI PUISI KAMSON (Lampung Barat)
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
PUISI PUISI KAMSON
PESAN AYAH
Ananda,
kau tampak membaca
tangga tangga waktu
dan kemungkinan.
Nak-
sejatinya engkau jangan
hanya membaca walaupun
itu baik.
Karena dirimu juga
harus menulis,
maka, menulislah!
Lampung Barat, 10 September 2017.
BERGULAT DENGAN WAKTU
Cuaca
yang tak bersahabat.
Tenda biru
di sepanjang trotoar
memanggil
hangatnya dekapan.
Tutup semua jendela,
dan
menyelinap
di balik waktu!
Lampung Barat, 10 September 2017.
TUNAS TUNAS LAYU
Menggunung waktu
tertimbun di lereng
dan celah belantara
yang konon tabu tuk dijamah.
Ada bisikan semu
seakan menjelma tradisi
menghuni dengan alasan
menjemput asa.
Ranting yang merana,
berubahnya warna sungai dan
hijau dedaun semakin menguning tak dihiraukan.
Tikus tikus juga memberi
bekal berenang menerobos
benang pembatas
menambah merana dan
layu masa depan tunas tunas
yang tak berdosa.
Pak,
napas menjadi
kian sesak
dan ikan ikan
akan mati perlahan.
Adakah semua ini kan berujung?
Pak-
belai kasih sayang
yang kami nanti
sering terbawa dalam mimpi.
Pak,
sentuhan jemari
dan kesungguhan dalam jujurmu
kan jadi titian harapan
Lampung Barat, 9 Sepember 2017.
SEMUT MERAH
Dekat-
namun tak terlihat....
Bersembunyi
dibalik dedaun kering
menghampar laksana tikar,
ketajaman
indera
juga kilau cahaya
belum mampu
mencium
aroma mulutmu
sebelum kaki tersengat.
Burung-burung
kenari menari
dengan suara tertahan
yang takut
mengusik
lelap tidur para elang.
Entah mengapa,
angin yang perkasapun
terpantau enggan
menyibak hamparan
daun yang menutupi
Semut Merah
pengintai kaki sang petualang.
Usia dan lipatan cahaya Petualang pasti membuat semut-semut merah kan bersuara.
Bersabar serta waspadalah!
Lampung Barat, 6 September 2017
JENDELA DUNIA
Dik, memang semestinya
dirimu terus
menyulam benang-benang
menjadi kain,
lalu akan tercipta pakaian indah menjelang pulang.
Dik, kau telah memahami
bahwa kusutnya benang
dan jarum yang berkarat
butuhkan kesabaran,
waktu bahkan materi dalam menyusun kembali.
Dik, dirimu juga
memaklumi jutaan pengrajin rindukan
benang dan jarum,
ada kemungkinan yang sengaja mencumbu atau merayunya.
Dik,
kau sangat berhati-hati
agar rajutan benang
menjadi
pakaian nan indah,
juga berusaha
waspada agar jarimu
tak tertusuk jarum yang tajam
dan berkarat.
Dik-
iringan sang waktu
berputar,
membuat ruang ini
menjadi remang.
Bukalah jendela dan lihatlah
sejenak alam sekitar,
maka kau akan dapatkan cahaya yang dapat
menerangi warna yang telah
dan akan kau pilih!
Lampung Barat, 5 September 2017.
Tentang penulis:
Kamson tinggal di di Desa Pura Mekar, Kec. Gedung Surian, Kab. Lampung Barat, Lampung. Ia menggemari seni tulis; Puisi dan tergabung dalam KOMSAS SIMALABA (Komunitas Sastra Silaturahmi Masyarakat Lampung Bagian Barat). Karyanya telah dipublikasikan di www.wartalambar.com dan dimuat buku EMBUN PAGI LERENG PESAGI.
No comments