Edisi Sabtu, 09 September 2017_ PUISI PUISI RIRI ANGREINI (Sumatera Barat)
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen, Cersing (Cerita Singkat) untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
PUISI-PUISI RIRI ANGREINI
EMBUN
Beningmu kian kilau
terpapar cahaya Illahi
yang turun ke bumi
hiasi hari
semarak hati.
Dedaun bersorak riang
dahaga lepas
oleh sapa lembut nan manja
meski jejakmu tiada
santun kasihmu dapat dirasa.
Bekasi, 09 September 2017.
ARTI SEBUAH NAMA
Sapa kami dengan sebutan Riri
Panggilan indah sarat makna
Di sematkan menandai darah
Biar beda di antara yang ada
Terlahir dari negeri yang sama
Ranah Minang ia ternama
Kaya adat dan budaya serta
Kuliner yang menggugah selera
Kini kami saling jumpa
Dalam maya serasa nyata
Setiap hari saling sapa
Meski tanpa tatap muka
O_o baru ketahuan
Kamilah penebar kebahagian
Sesuai dengan arti yang dituliskan
Oleh mbah google yang ku_cek barusan
Bekasi, 08 September 2017.
JALAN PULANG
Di ujung senja taman kota Bekasi
Kita saling paparkan sekelumit kisah di hati
Tentang kepergian yang tak bisa dicerna kapan kembali
Menikmati hari penuh canda kasih
Kupandang langkahmu kian menjauh
Meninggalkan bangku taman dan aku
Ada riak pilu yang bergetar di dasar naluri
Benarkah ini nyata apa halusinasi
Sentuhan bulir bulir yang jatuh di halaman depan
Menyadarkan aku akan kenyataan ini
Kau telah lepas dari genggaman
Demi hidup lebih baik
Pergilah....
Sejauh langkah kaki mengajak
Dan aku mohon, kembalilah
Kala rindu menggenggam tuk bersua
Bekasi, 6 September 2017.
TERSEBAB AKU PUTUSKAN
telah kuputuskan...
kuabadikan segala kenangan
pada pigura air mata
biarlah ia menjadi derai hujan di kala mendung
memecah kaca langit
tiada guna kita geluti kepahitan ini
adanya buat jalan yang di lalui semakin samar
tertutup kabut senja
kala raja siang pulang keperduan
tidak juga kau dan aku
menjadi tumpuan rintik
tetapi jua mereka
di sekitar kita
biarlah...
mencoba berlindung di bawah daun pisang
aku percaya jarum jarum kristal
yang menghujam perut bumi
akan ada akhirnya
Bekasi, 27 Agustus 2017.
SENDIRIKU UNTUKMU
Pahit getir mengalun di samudra paling hulu
riak riaknya mendendangkan kesyahduan
bayu kerinduan menghempaskan butiran lara
di bibir pantai paling gersang.
Hingga---
karang-karang hatiku yang berdiri kokoh
luluh lantak hancur melebur
merupa pepasir sunyi
hening seketika.
Tersentak aku oleh riuh dan merdunya
sapa dan nyanyian nyiur yang melambai
membujuk dukaku, bangkit dari tangis
yang terdalam....
Kau---
adalah alasanku untuk tersenyum
bangkit dari kesepian
merangkul kembali mimpi
yang dulu terabaikan.
Sunyiku
milikmu.
Bekasi, 1 Agustus 2017.
Tentang Penulis
Riri Angreini berdarah Minang lahir tanggal 11Agustus di Padang Panjang, Kambang, Pes-Sel. Sumatra Barat. Anak ke empat dari lima bersaudara dari pasangan Ibu Rosni dan Ayah Anasrul. Pernah menempuh pendidikan SD N.08 Padang Panjang, Kambang. SMP N. 04 Lengayang. Kambang. SMK N.1 PAINAN, Pes-Sel. Sumbar.
Masa kecil paling seneng ikut latihan tari daerah Minang seperti tari piring, Randai, dan ikut pementasan drama yang diadakan sekolah. Saat ini bertempat tinggal di Bintara Jaya ll, Bekasi Barat. Bekasi. Jawa Barat. Karya-Karyanya telah di terbitkan di www.wartalambar. com dan buku antologi bersama"GUGUS WAKTU".
No comments