PUISI-PUISI IVAN AULIA (Jawa Timur)_Menjemput Surga untuk Faiqoh
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
PUISI-PUISI IVAN AULIA
Sajak Memorabilia Cinta
: Untuk Nafilatus Sholihah
Ketika mentari tumbuh
Serupa akar menjular di atas tanah
Air bening mengalir langit bersinar
Bersemiliyar cinta berada lumbuk kalbu
Mengendapmu berseri-seri
Ada angin dingin
Mengelintir tubuhku
Usaplah cahaya dalam senyapan ruang
Sedikit demi sedikit hati terpelana
Jiwamu menggelora nafasmu
Berjelaga sepi entah kemana
Jangan pergi sebelum memelukmu
Tiada satupun bersamamu
Sebelum mengakhiri harimu
Rela menguatkan imanmu
Bahkan mengulur jiwa raga
Itulah memorabilia cinta
Menggapai senyum manismu
Persembahkan catatan pertama padamu
Itulah kenapa bukan cinta bersenyap pelukan
Bukan bermaksud menembak hati
Tetapi menjabat tangan sebagai tanda persahabatan
Tiada menabrak berdua
Maka disitulah jalan kembali
Tidak ada salahnya bermaksud untuk menulis sajak memorabilia
Untuk sepasang lembar kasih
Kepada poedjangga baroe
Di masa sekarang
Bukan mengutip zaman dahulu
Surabaya, 2017
Terima Kasih Pendamping Manis
: Untuk Mbak Nurhadijah
Terima kasih telah membimbingmu
Selama sehari dalam segar di udara
Lantas menemani sebuah bincang santai
Sebelum bergegas di kampus tercinta
Berada di dekapan manismu
Berdua menemani air putih
Bersabar seperti mengalir air zam-zam
Tumbuh senyum bertabuh seribu makna
Tumbuh bahagia bertabuh sepuluh ribu pelangi
Tumbuh manis bertabuh dekapan rayuan kata-kata
Tumbuh ceria bertabuh keajaiban seri
Berjanji di masa depan
Selalu menjaga momentum
Demi keharmonisan
Antara aku dan dia tanpa silam
Terima kasih perempuan manis
Semoga terpanjat pesona
Berpangku seribu hati
Penuh melekat bagai tangkuban perahu melayar sebelum senja datang
Surabaya, 2017
Menjemput Surga untuk Faiqoh
: Untuk Elok Faiqotul Himmah
Masuklah pada perenggan langit ke tujuh
Sudah saatnya menjemput pada cahaya kalbu
Memerih kasihku penuh meronah
Salah satu jalan menuju ridhomu
Jemputlah Faiqoh di Surga
Tanpa menatap sana-sini
Di sinilah malaikat terbang menyelusuri bening-bening doa
Memanjatkan Ibu melalui telapak kaki
Memeluk kasih atas dukungan padaku
Ya Allah ya tuhan kami
Berilah jalan yang lurus
Sempurnakan hijabku
Sempurnakan akhlaqku
Sempurnakan ilmuku
Sempurnakan jiwaku
Sempurnakan ibadahku
Sempurnakan batinku
Sempurnakan keharmonisanku
Suatu saat Allah memberkahimu
Mengucapkan kata-kata yang diluluhkan
Menjadi penolong di jalan yang lurus
Oh Surga... inilah jalan terbaik
Mempersembahkan sambil menjatuhkan air mata
Meneteskan dening melalui senandung pujian
Illahi anta
Laa Illaha Ilallah
Wallahu Yuhibbul Muttaqin
Surabaya, 2017
Menemani Malam Suntuk
Saat melangkahkan kaki
Di tengah kegelapan pada tanah berbukit
Melewati bayangan yang menakutkan
Bila membaca tulisan bercap tinta merah
Akan merasakan takut berlarut akal
Bila menemui akan pasti gelap
‘Matikan senter’ kata kakak mahasiswa
Tidak akan menyakiti
Merasa aman
Jika merasa capek beristirahatlah
Jika merasa tak kuat bilang saja tidak mampu berjalan
Jika merasa lelah segera minum air
Jika merasa lapar maka makan roti
Jika merasa tidak mampu mengeluarkan rayuan cinta tak mampu membalasnya
Jika merasa tertawa di tengah malam akan merasa malapetaka
Inilah rangkaian malam
Sampai disana merasa kelelahan
Sampai naik bukit melangkah kembali
Temani tengah malam suntuk begini
Jika rasanya menyantap cemilan
Terima kasih telah menjelajah malam
Surabaya, 2017
Tentang M Ivan Aulia Rokhman: Lahir di Jember, 21 April 1996. Mahasiswa Universitas Dr Soetomo. Karyanya dimuat di koran lokal dan Nasional. Beberapa puisinya juga dimuat dalam antologi Bukan Kita (2017), My Teacher (2017), Syair dalam Nada (2017). Bergiat di FLP Surabaya, dan Komunitas Serat Panika. Ia Seorang Penulis ditengah Berkebutuhan Khusus. Tinggal di Jalan Klampis Ngasem VI/06-B, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, 60117
No comments