PUISI PUISI Q ALSUNGKAWA (Lampung Barat)_Air Mata Kehilangan
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
PUISI PUISI Q ALSUNGKAWA
SAJAK BATU HITAM
Tak banyak sajak yang kusebutkanketika menghuni rahim
sebab aku
terkesima dengan proses tubuhku
yang dilengkapi dengan perangkat yang multifungsi
Genap sembilan bulan sepuluh hari
aku dihijrahkan
ke dunia yang serba asing
juga musim bising
menandai teriakkan pertamaku
betapa perih udara
yang memburu
tubuh telanjang bulat
sementara
bidadari di sampingku meringis
bertaruh nyawa
yang telah mengorbankan perut
juga menumpahkan hanyir darah.
Kemudian
musim dingin mengenalkan kesaktiannya
menghujam ke hulu dada
hingga
sebaris puisi dibacakan lelaki berkumis
membeku
dan mengendap di ulu hati.
Tak kuperhatikan pertukaran purnama
namun
lambat-laun punggung ini
berkenalan dengan beban
yang kupetik dari musim semi
sementara aku
terus menguliti cangkah kehidupan
memaknai kenapa aku kerap disebut manusia?
Derap waktu
mengeraskan kepalaku
awal dari musim panas
ketika bidadari disebut paruh baya
yang mulai terbiasa dengan kata-kata tanpa spasi
tetapi kalimatnya menghuni kerinduan.
Ketika aku mengenal satu jenis musim lagi
aku menyebutnya musim sunyi
ia semakin akrab
menarasikan bahasa yang cuma lahir sebagai bisikkan saja
di kedalaman tubuhku
di mana sebuah keinginan tumbuh
atau sekedar bertengkar dengan mahkluk yang paling terjelek
yang tak henti menabur biji biji syirik.
Akan-tetapi
ada sedikit pemahaman yang kutemukan
yang dikabarkan oleh para suhu
wahyu yang ia temukan dari negeri batu hitam
tempat pertama orang orang menyerukan dengan lantang
Asma Sang AKBAR
dan beritanya benar, sangat benah, dari yang disebut benar.
Lampung Barat, 26 Oktober 2017.
PUTRI TIDUR
pernah kukatakantentang kecintaan dengan lantang
gema suara yang kulepas dari pucuk bukit
meneriakkan
pada telinga penyandang tuna
namun ia tetap diam
entah ia tak mampu
atau bertahan sebagai pecundang.
Usahlah meragukan kekuasaanmu
sentuhlah ia dengan kasih
tepat di jantungnya
bangunkan si putri
dari tidur berkepanjangan
sebab ia
telah lelah dalam mimpinya.
Sementara
aku yang bersajak
tak henti mengguratkan parasnya
karena ia layak
sepantasnya disanjung
kecantikan bidadari dari barat
bersemayam di kelopak SUOH.
lampung Barat, 25 Oktober 2017.
SEPENGGAL SAJAK MY HANNI
Asap seximenari
lidah ini lelap dalam buaian
semilir
bergelantung di rambutmu.
Aku,
tak sengaja mencuri lamunanmu
ketika senja
melakukan hal-hal yang aneh
tetapi sedang tak ingin mengabari
apalagi mengiring ke sisi lain.
Udah, begitu saja
biarkan
aku simpan sajak yang sepenggal.
Lampung Barat, 25 Oktober 2017.
AIR MATA KEHILANGAN
Jika aku beranjak pergiseberapa jauh matamu
mencuri punggungku?
Lampung barat, 27 Oktober 2017.
TERSANGKA PERTAMA
Ada yang mencuri lamunankudi bawah bulan
ketika kepalaku
meraba ke balik dadamu: My Hanni.
Lampung Barat, 27 Oktober 2017.
(Penulis ini tidak mencantumkan biodata )
No comments