Cerita Anak (Cernak) Ari Vidianto_ANAK GAUL NANGIS JUGA
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
Cerita Anak Ari Vidianto
Anak Gaul Nangis Juga
“ Panggil aku anak gaul ya!” perintah Devan kepada semua teman-temannya.
“ Iya Devan anak gaul!” jawab semua teman-temannya.
“ Bagus-bagus! Hahaha…!” girang Devan
Devan pun senyum-senyum sendiri, karena semua teman-temannya patuh padanya. Ia adalah salah satu murid kelas VI yang paling bandel diantara semua teman-temannya. Devan pada awalnya bersekolah di kota, namun karena kedua orang tuanya selalu sibuk bekerja akhirnya ia di pindahkan ke desa dan tinggal dengan kakek dan neneknya. Walau pun masih kelas VI, Devan sudah pandai mengendarai sepeda motor. Motor kakeknya pun ia kuasai, padahal kakeknya telah melarangnya untuk naik motor. Mengingat usianya yang masih kecil, tetapi Devan tidak mematuhinya. Tiap kali pulang sekolah ia selalu bermain dengan motornya. Tak kenal waktu dan sering melupakan tugas utamanya yaitu belajar.
***
“ Nek, kakek di mana?” tanya Devan sesampainya di rumah.
“ Kakek sedang di sawah Van,”
“ Oh..Nek, aku mau naik motor lagi,sini aku minta kuncinya!”
“ Hah? Kamu kan belum shalat dan makan dulu. Masa mau langsung naik motor?” jawab nenek terkejut.
“ Aaahh…pokoknya sekarang!” protes Devan
“ Sekali ngga boleh ya ngga boleh!” jawab nenek sambil berkacak pinggang.
“ Nenek pelit!” jawab Devan sambil berjalan menuju kamarnya.
“ Astagfirullahaladzim,” kata nenek sambil mengelus-elus dadanya.
***
Karena masih ngambek Devan mengurung diri di kamar.
“ Van, Devan! Nenek mau ke warung dulu ya? Kamu minta dibeliin apa?” kata nenek dari luar kamar.
Tetapi Devan hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan dari neneknya.Wajahnya masih murung karena ngambek berat.
“ Devan pasti masih marah,” gumam nenek.
Lalu nenek pun pergi keluar rumah, Devan pun segera bangun lalu keluar dari kamarnya.
“ Aha! Sekarang saatnya cari kunci motor,” girang Devan sambil tersenyum riang. Devan pun segera mencari kunci motornya. Ia mencari di atas televisi, di atas lemari,tetapi tidak ditemukan juga.
“ Nenek simpan dimana ya kunci motornya,” gerutu Devan.
Devan lalu duduk dikursi dapur, ia mengingat-ingat kebiasaan nenek kalau menaruh kunci motor . Lalu ia pun tersenyum senang karena teringat sesuatu.
“ Pasti disana,” pikir Devan.
Devan segera melangkahkan kakinya menuju kamar nenek, lalu ia mengangkat bantal. Ternyata dibawah bantal ada kunci motor yang ia cari-cari.
“ Yes!! Akhirnya kutemukan juga kuncinya,” girang Devan sambil berjoged-joged.
“ Sik asyik sik asyik nemu kuncinya,” kata Devan penuh ceria sambil nyanyi-nyanyi.
Setelah menemukan kunci, Devan pun bergegas keluar dari kamar neneknya. Pintu depan rumah segera ia buka dan motornya segera ia dorong keluar rumah. Setelah itu Devan segera menutup pintu, Devan pun bergegas menaiki motorn dan menyalakannya
“ BRM-BRMM-BRMMM!!!” Devan menggas motornya dengan keras.
“ Devaaan!!!! Kamu mau kemana?!!” Tiba-tiba ada suara yang memanggilnya. Begitu Devan menoleh ternyata nenek yang memanggil.
“ Aduuh, nenek datang gawat nih,” Devan kepanikan. Ia pun langsung menginjak gigi motornya. Devan langsung menggunakan gigi empat dan ….
“ NGOONG-NGOOOONG!!!” Devan langsung melesat meninggalkan neneknya. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Nenek yang melihat hanya geleng-geleng kepala dan mengusapkan dadanya.
“ Semoga dijalan tidak terjadi apa-apa pada Devan,” kata nenek.
***
Devan masih melaju dengan motornya, ditengah jalan ia melihat Razan teman sekelasnya yang sedang menaiki sepeda
“ TIIN-TIIN-TIIIIINNNN!!!” Devan membunyikan klaksonnya keras-keras. Dan Razan pun kaget lalu jatuh dari sepedanya.
“ BRUUKK!!!”
“ Aaaduuhh,saakiittt!!! rintih Razan.
“ Hahahaha!!! Rasain kamu!!!” kata Devan sambil tertawa terbahak-bahak.
“ Kamu nakal sekali Van, biar kutimpuk kau pakai batu,” kata Razan sambil memegang batu.
“ Ayo sini lempar kalau bisa,” tantang Devan.
“ NGOONG-NGOOONG!!!” Sebelum Razan melempar batunya, Devan pun segera menancapkan gasnya dan pergi meninggalkan Razan.
“ Tahu rasa nanti kalau kamu jatuh Van,” seru Razan sambil bersepeda mengejar Devan.
Devan melaju kencang motornya sampai ditikungan ia ketengah jalan tiba-tiba ada kucing menyebrang. Devan pun menghindar, dan…
“ CKKIIITTT!!! GUBRRAAKKK!!!!” Devan pun jatuh dari motornya.
“ ADUUUHHHH SAKIIITTTT!!!!” teriak Devan kesakitan. Lutut dan tangannya berdarah.
“ HUHUHUHU….,” ia pun menangis tersedu-sedu. Razan pun melihat Devan yang terjatuh.
“ HAHAHA..! Anak gaul nangis juga?” ledek Razan.
“ Maafin aku ya Zan?” pinta Devan.
“ Ya deh Van,aku maafin kamu,” jawab Razan
Lalu Razan menolong Devan, dia segera menuju ke rumah Devan. Sesampainya di rumah kakek dan nenek sangat terkejut melihat Devan.
“ Makanya kalau dibilangin orang tua jangan bandel! Kamu kan masih kecil tidak boleh menggunakan motor seenak hatimu. Itulah alasannya mengapa kakek dan nenek melarang kamu naik motor,” jelas kekek
“ Ya kek, nek maafin Devan ya?” sesal Devan.
“ Ya kami maafin kamu,” jawab kakek.
****
TAMAT
Tentang Ari Vidianto: lahir di Banyumas, 27 Januari 1984. Bekerja sebagai Guru di SD Negeri 2 Lumbir.Bukunya yang sudah terbit yaitu Ibu Maafkan Aku ( Pustaka Kata, 2015 ) & Wajah-Wajah Penuh Cinta ( Pustaka Kata, 2016 ). 17 buku Antologi dan banyak karya yang dimuat di Media Massa seperti di Majalah Sang Guru, Ancas,SatelitPost, Tabloid Gaul, Readzone.com, Buanakata.com,Sultrakini.Com, Riaurealita.Com,Duta Masyarakat, Solopos, Radar Mojokerto, Kedaulatan Rakyat dll
No comments