PUISI PUISI QIEY ROMDANI (Sumenep, Madura)_PERJUANGKAN SEJARAH_MELUKIS MALAM
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
PUISI PUISI QIEY ROMDANI
Perjuangkan Sejarah
Sejarah itu menjalar ditubuhkuBerhenti di mataku.
Sepenggal kisah dipatahkan
Tentang darah kaum sarungan.
Apabila fakta berbica
Mata berkaca-kaca.
Wahai pemuda sarungan
Luruskan sejarah dengan bismillah.
Ketika lembar hampir lusuh
Tulislah pada lembar yang baru.
Demikian pesanku padamu
Padamu aku bergantung harapan
Bahwa hidup perlu ditulis kembali
Agar terlihat saat diedit kembali
Gersik Putih, 08 Oktober 2017
Melukis Malam
Bila ada orang bertanyaApa peranku?
Tinggal dijawab
Melukis malam
Aku seribu dari satu pemuda
Setiap malam tangan mendekap dada.
Di sebuah jeruji penjara
Aku sadar bahwa nafsuh memenjarakan diri.
Ada persyaratan untuk bebas
Berperan dan bererang
Melukis malam dengan puisi.
Ya, puisi adalah kunci segala
; membuka penjara
Melukis malam
Semua adalah peran masa
Muda mencipta kekinian
Gersik Putih, 03 Oktober 2017
Meditasi Kemerdekaan
Indonesia adalah negeri tetesan darahTak kenal rapuh walau badai menghantam
Sampai akar terlempar pada lautan
: keringat dan darah busuk
Indonesia adalah tempat kuberkhalwat
Mengenal diri dan hakikat Tuhan
Sesekali aku berfikir tanpa suara
“Jaya negeri, Indonesia Puisi”
Aku adalah gendewa
Engkau adalah anak panah
Menusuk hati para jalang
Darah kemerdekaan bertetesan
Taram temaram sekutu tak bertanggung jawab
Menghilang bersama waktu
Menditasi kemerdekaan
Gapura, 24 September 2017
Membaca Alam
Aku berjalan menyusuri jalan setapak dan menanjakPandanganku menyapu semua sudut alam
Keindahan Tuhan persis seperti keindahaan alam buatanku
; dalam puisi
Aku belajar artinya hidup pada ikan kecil
Kehidupan tersendiri dan bersosialisasi
Tak mudah putus asa dalam menghadapi amukan gelombang angkara.
Aku belajar pada burung kecil di udara
Betapa hidup harus berdasarkan keberanian dan tekat kuat
Sekuat cengkraman cakar terhadap mangsa.
Aku belajar pada bumi
Sebagai wadah para makhluq
Dan payung keselamat dari panasnya matahari.
Ada banyak pelajaran kali ini
Hanya satu di antara sekian pelajaran
"Kehindahan ini adalah pelajaran bagi puisiku"
Gapura, 24 September 2017
Asap Puisi
Mengepul di udaraSaat sebatang rokok hembuskan nyawa
;menjelajahi alam kelam
Masa kehidupan suram
Melalui perjalanan imajinasi
Menghidupkan berbagai diksi
Asapku asap Puisi
Gersik Putih, 04 Oktober 2017
Mimpi Dua Dunia
Sesekali aku hidup di antara dua dunia;Nyata dan Belaka.
Sudah tiga kali aku dipanggil untuk menafsiri
Sebuah perjalanan yang tak biasanya
Satu wanita mewarnai dua duniaku
Ada apa dengan takdir?
Jodoh atau ilusi!
Mungkin atau mungkinkah!
Beberapa hari yang lalu
Mimpi ini masih saja menggantungkan nasibnya di benakku
Mana mungkin aku bisa berkeyakinan
Bahwa mimpiku dari Tuhan
Sementara aku dengannya seperti air dan api?
Pertanda semacam apa ini
Biar Tuhan mengatur skenario ini;
Romantis atau sedihkan?
Gapura, 24 September 2017
Tentang Penulis
Qiey Romdani, penyair dan esais kabupaten Sumenep. Aktif menenulis di sanggar RELAKSA dan ASAP. Puisi puisinya telah mewarnai dunia kepenulisan di media maupun event nasional. Dan juara 2 event cipta puisi negeriku yang diselenggarakan Ikatan Penulis Indonesia.
No comments