PUISI PUISI SARASWATI (Karawang, Jawa Barat)_DI LUAR BATAS_GUSAR
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
PUISI PUISI SARASWATI
DI LUAR BATAS
Katakan padakusatu dirham kepunyaanmu
dalam satu akad
bagai pendulum
berujung menabuh gempita
dan sisi lain
menjamah keraguan.
Kita berjalan di atas peta kusut, mencederai janji
membalut lagi
terus berulang.
Batas ini semakin kacau
muatnya tak berimbang
kaki-kaki pincang
wajah yang berpulang.
Katakan
di luar batas ini
tentang hari yang terkapar
adakah sisi manusia
yang lantas menghilang?
Di luar batas
setelah
ikrar di satu muharam.
Karawang, 23 September 2017
GUSAR
Selalu sajagemetar kata-kata
tembus dalam jantung
Ingin kuhirup
genangan hujan
dari lembah airmata
lantas
kutanami benih puisi.
Sungguh
paras surga tampak
dari hulu suaramu.
Siasatnya
rebah menjadi lahar
menantiku
menidurkan bukit sebelum pagi.
Mata ini sendu
melipat-lipat tubuh
akan gusar sungai-sungai tenang.
Karawang, 24 September 2017.
MELERAI SIMPUL
Saat tanya meraba letak hatikuhapalkan kemudian
lima warsa kita dalam kegelapan.
Lagi lagi keadaan
mengukur garis sabar
buncah
berlumpur
berurat
kita pisah
menghunus angin barat
berkarat-karat
leraikan simpul
menjadi dua anak sungai
kita berai.
Karawang, 28 September 2017.
ISYARAT PELUPUK MATA
Iya, meski kita berrsuaraPelukan sebenarnya tak pernah berlabuh.
Gejolak tak nampak
Selain mengudarakan
segala pengertian.
Tak dapat diingkari
keberadaan mungkin patahkan kamuflase yang benar mengusik ranah paling sendu.
Dan kembalikan wajah
yang sempat bermukim lama.
Kita ada karena keadaan.
Lantas menamai cinta yang tak sempat terlontar
meski mata kita berlarian,
Sejatinya kita berada di pelupukan yang sama
berlari kian mendekat.
Karawang, 02 Oktober 2017.
IBU
AirmatamuTembus ke jantungku.
Karawang, 07 Oktober 2017.
SECARIK MALAM
Secarik malam
dan kau bulan
kita jinjit lantas mengendap-endap
merekam mimpi di atas jendela.
O, akulah awan bertabir
sepenggal puisi
meraut dongeng pituin
jadi garis telapak angin.
Karawang, 2017.
Tentang penulis
Saraswati, lahir di Karawang Jawa barat.Mengenal sastra dari kecintaan sang ayah yang juga menggeluti bidang sastra dan teater. Mempublikasikan puisinya di beberapa majalah online.
No comments