HEADLINE

PUISI PUISI E KURNIASIH (Bandung)_Jawaban Penantian

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)


PUISI PUISI E KURNIASIH


KENANGAN BERSAMAMU 

Gadis kecil, meminta pelukan hangat, 
merengek manja.
Pak tua memeluk dengan penuh kehangatan,
kelelahan yang terbayar pelukan manja sang buah hati.

Kembali menangis,
pun ingin dimanja ibu penuh kasih.
yang tak pernah perlihatkan sakit,
nyatanya kesibukan dari bangun sampai tidur, dengan rutinitas menyambut

Lautan kasih sepanjang hayat, 
tak terbilang.
Sungguh 

Dengan berlinang air mata, sang gadis kecil yang tumbuh dewasa,
lekat memandangi gambar wajah yang mencintainya 
Senyuman yang terpancar, 
bisikan yang sampai hari ini, 
masih terngiang,adalah jawab bahwa kesucian cinta dalam ribuan doa, 
atas kecintaan darah dagingnya sangat luar biasa

Bandung, 1 November 2017

MERENDAHLAH 

Meski menjulang aku tak gentar
kerendahan mampu menggulingkan congkak.
Hapuskan saja tinta emas yang kau banggakan
Jikalau ketinggian menyerupai lintah penghisap darah 

Hanyalah sama dari tanah
Kembalipun tak jauh beda
Bukan keangkuhan yang memberi jalan
Hanya sendirian rasakan jarum dunia menusuk penuh kengerian 

Pulanglah! meyakini karunia yang tertulis
Isak tak berlaku, bahkan jeritan takkan ada yang membantu.
Api itu panas, maha kekal di dalamnya

Menyempurnakan harapan 
Menengadah, memohon ampunan
Bahkan isak simiskin yang merasakan lapar, tak haus pangkat, bisa menepi di waktu keaguangan, menyelamatkan nasib selanjutnya 
Itulah bahagia sesungguhnya.

Bandung, 11 November 2017

JAWABAN PENANTIAN

Berlari mengejar mimpi, menyibakan ilalang yang dengan tegar menghalangi 
Meremas gigil yang jatuh bersama hujan, mematahkan keinginan puncak manis kehangatan

Sudut mata berbicara, masihkah tetes hujan singgah di sini?
Sedang kemarau lama menepi 
Senyumpun terasa basi

Tak selamanya hujan bertandang bisik hati, lirih.
Disela hujan hangat mentari menyibakkan harapan 
Kabari saja pelangi! agar datang hiasi senja 
Bukankah tahapan warna menyimpulkan arti 
Dan barisan keinginan yang terucap pada ujung malam 
Menepi dengan indah 

Bandung, 10 November 2017

CINTA UNTUKMU

Kuncup harapan masih sama seperti matahari dengan siang,
Bahkan deru hati mencumbui manisnya kebersamaan pada titik sepi sekalipun.
Tentang kamu yang nama dan hatinya biru di hatiku
andai siang dan malam tetap miliku 
aku menunggu hatimu menuju padaku 

Akan kusulam dalam ikatan  
merajutnya pada altar kebahagiaan
aku menunggu dengan jiwa dan cinta yang sama seperti kesetiaan matahari dengan siang 

05 November 2017 

RINDU MALAM

Pelaminan malam, memanggil purnama saat hitam merajai.
Kenang yang menghias pikir, berlabuh dikesunyian,  
sedang bisikan kemesraan berlalu manis.

Alunan simfoni sayup merdu, tersipu kala rindu berkunjung
Ruang kecil penuhi gema yang di dalamnya adalah dirimu.
Hanyalah mimpi, ketka genggam jemari menepi, dan hayal keindahan tentang sebongkah karang berselimut lautan 

Esok itu entah kapan
Sedangkan aku merunduk pada altar paling depan
Kata lain sabar bertemankan tawakal, tetapkan tekad pada ujung harap.
Pagi menyapa dengan kuning fajar, keyakinan cengkram keinginan dalam dahaga, menyambangi mahligai yang kita  dambakan 

Bandung, 12 November 2017


Tentang Penulis:

E KURNIASIH, Lahir di Subang menetap di Bandung. Ia tinggal di Kp Sukasari katapang Bandung

klik dan tonton film puisi di bawah ini

KETIKA PUISI KAMI PERLAKUKAN DENGAN POLA MEMBACA YANG UNIK ABAD INI

Puisi Pilihan Majalah Simalaba Minggu Ini_DALAM FILM DOKUMENTER

No comments