PUISI PUISI MAWARDI (Sumenep, Madura)_Pertemuan Dalam Satu Musim
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
PUISI PUISI MAWARDI
CERITA ANAK PEREMPUAN
I/di pinggir jalan itu
seorang anak perempuan memintal kelamanya sendiri
meminta belas kasihan pada siapa saja
kadang pada hujan, matahari, bulan dan tuhan sekalian alam
mata-mata nanar melihatnya di balik setumbuk jualan tak laku
anggur, jeruk, semangka, salak, manggis busuk, baju-baju yang sobek ujungnya, ikan-ikan budhu di atas talam
hanya menjadi pandangan mata
II/
suatu sore hujan turun
diam-diam anak perempuan kecil berlari
mendekati kerumunan orang-orang
sosok lelaki berjenggot terbaring di sana
dengan wajah pucat
ada getir pada seraut wajah polosnya
dan gerobak terbalik di sampingnya
anak perempuan itu hanya memandang iba
dari matanya mengalir setetes air mata
kemudian tumpahlah segala kesedihan merenggut kebersamaan yang dijaga “bapak, ini anakmu, dari kumpulannya sampah yang terbuang dan aku tak percaya aku akan hidup sendiri”
orang-orang berbalik memangdangnya dengan kasih
dan cahaya bulan rebah
III/
berita siang
seorang bapak bercinta dengan anak kandungnya
perempuan di bawah umur dikerubuti lelaki yang bukan suaminya
siswi sekolah di perkosa gurunya
zaman macam apakah ini?
wajah itu melekat dalam dosa
bahwa hujan siang yang perih
menuntup satusatu halaman berita
ini musim pencabulan pada anakaanak tak berdosa
Sokobanah, 2017
PERTEMUAN DALAM SATU MUSIM
begitu akrab pertemuan kali iniangin, hujan sampai matahari
menjadi gemuruh bersahutan setiap hari
entah bagaimana nasib petani
tanahnya yang ditanami bawang merah dan padi?
angin musim serupa memedi
hujan menghantuai
seandainya adam bersedia datang lagi
mungkin petani berserah diri
untuk memasrahkan hati tanpa henti
angin mendesau tiap pagi
hujan menggauli bumi
tanpa gombal apalagi basabasi
ini kenyataan yang harus dihadapi
ini kenyataan yang harus dijalani
jika rakyat menghadapi dengan rasa emosi
ia tak akan merasakan masakan rasa sorgawi
dan mesti bersikap hatihati
2017
TUHAN DEKAT DALAM TUBUH
tuhan dekat dalam tubuhmenjerat dada
menanyai tentang keimanan
tuhan dekat dalam tubuh
mengajari sekalian nurani
yang menjerat
kun
terjdilah
tulis aku dalam surga
walau tak pantas di dalamnya
2016
MIRNA DAN KOPI MAUT
127 januari 2016
namamu kerap terdengar di telinga
perempuan malang sehabis es kopi Vietnam kau santap
orang-orang menyebut namamu, Mirna
2
koran-koran penuh sesak dengan pemberitaan
entah kebenaran yang mana mesti diterima
ya, kebenaran melayang-layang tanpa sebab
dari riuh menjadi redam menjadi panas kemudia hilang
tertelan waktu
3
Mirna
kau harus tahu putusan akhirnya
orang-orang berdatangan menyesaki ruang putih itu
hanya untuk mendengarkan putusan yang tak segera putus
tahukah kau Mirna?
putusan itu berlarut hingga bulan merunduk
ini kasus serius dan harus diketuk palu vonis
tapi kong-kali-kong tak jadi-jadi
kemudia kau menjadi misteri
ya misteri
kau dianggap datang menghadiri, lucu bukan?
4
apa kau sudah bahagia di surga
atau kau masih terperangkap dengan pertanyaan bertubi
dari mungkar dan nakir?
sungguh menyakitkan bukan?
5
Jika boleh berkata padamu Mirna
“bersabarlah dari putusan Negara yang tak segera usai
Dan putusan penjaga kubur tak selesai-selesai menanyakan keimananmu”
2017
KASIDAH
KemarilahSepenggal kisah Laila Majnun aku ingin membacakannya kembali bersamamu
Di halaman hati kita ada getar
Entah namanya, kutak bias menamainya
Demi malam dan bintang gemintang
Sekali puisi aku buat untuk perjamuan
Bunga-bunga mekar bahagia
Yang kuselipkan di antara percakapan
Duduk mendekatlhah di sampingku!
Agar pertemuan hati kita semakin akrab dan afdhal untuk dilangsungkan
Ya begitu, kita benar-benar seperti sepasang kekasih
Madura, 16-2016
Tentang Penulis:
Mawardi Taman lahir di Desa Longos Kec. Gapura Kab. Suemenep. Penikmat dan menyukai menulis puisi. Beberapa puisinya dimuat dibeberapa buku dan Koran lokal. Juga dalam buku Festival Bulan Purnama Majapahit (Dewan Kesenian Mojokerto 2010). 100 Penyair untuk Pelacur (2010). Antolongi bersama “TANDON” teater Fataria (2012). Dari sudut sunyi antologi puisi bersama tiga penyair Madura (2013). Kontributor menulis puisi di Infinite Publisher. Salah satu kumpulan puisinya yang terbit sendiri “aku ingin” terbit tahun 2015. Dan antologi puisi “aku dan laut, Menghempas karang” FAM Publishing (2016). Selain menulis puisi juga menulis resensi-resensi buku.
No comments