HEADLINE

Puisi Q Alsungkawa _WAKTU UNTUK KITA MASIH ADA

Redaksi menerima tulisan untuk diterbitkan setiap hari (selain malam minggu), kirim karyamu ke e-mai: majalahsimalaba@gmail.com, beri subjek SASTRA SETIAP HARI. (Belum berhonor)


WAKTU UNTUK KITA MASIH ADA

Dan aku ceritakan
sepenggal sajak yang tak kunjung selesai
sebagai bekal perjalananmu
mungkin
kau akan mengingat kembali
air mata
yang menggelinding di dataran ini.

Buat kita
separuh pertemuan ini
adalah jarak yang tak pernah kembali
tetapinya
aku akan menyambung
kalimah sajak yang tertunda
sebagai jawaban
dari sebuah penantian
atawa rindu
yang selalu kita bujuk
dengan dalih: Waktu untuk kita masih ada.

Satu hal yang sering kita pungkiri
kita masih bertikai
bahkan
ketika nadi dari serangkaian peristiwa hidup
memojokkan hingga ke sedut tersulit
tak banyak pilihan di mejaku
tempat pagi
meletakkan cahayanya. 

Namamu-

bukan pencarianku
di sebingkai pengembaraan.
Cukup
aku mengantarkan kalimat yang tersembunyi
ke lini yang masih remang
karena
aku faham benar
engkau akan menyibak rimba raya
yang disebut kata-kata.

Lampung Barat, 30 Nevember 2017.


SEBERKAS CAHAYA DESEMBER

Kini aku menemukanmu
memapah sepucuk daun berlumur embun
mengabarkan sajak Desember di seberang sana
juga separuh kota nyaris tenggelam.

Desember ini
sulit untuk melepasnya lebih jauh
-ada air mata yang tak pernah ku-akui
-ada kekunang menyelinap di ruang yang gelap
lamat-lamat menembus ubun-ubun
dan kusebut seberkas puisi.

Aku tak ingin mengakui
kalau kita diuji jarak
sebab jantungmu
berkedip di lingkup dadaku
nafas yang kau bisikan
adalah kebijakkan
yang memagari hasrat
ketika aku
melepaskan biji kata-kata pada dunia
dan siap menikam sang pemerkosa nurani.

Maka-

mencabut lidah
sebagai pesan tetuah
membidikan ke muka gelisah
sebagai kutukan anak anak negeri
dan sebagai doa
untuk sisa hidup yang serupa mimpi. 

Lampung Barat, 18 Desember 2017.

BELUM GENAP SERIBU BIJI KALENDER

Akhirnya kemarau menggugurkan hujan
melunasi kerinduan
di musim dingin
ada sekian benturan
yang disebut alasan
mengalihka mata basah
penghuni
kalimat yang tak pernah kubaca.

Ia menelusuri
setapak puisi yang tertambat di hulu
menggenapi spasi
yang selama ini mengganjal lidah sungai
hingga menenggelamkan gemercik.

Pagi ini melintas
tanpa kusadari
sebaris pesan yang terlambat kubaca
mengabari
perlunasan sebaris penantian
terpental pandangan dari rutinitas kebosanan
sepertinya
kemustahilan itu tidak mandul lagi
karena
saatnya menimang kenangan yang akan disebut esok
tentunya
belum genap seribu biji kalender berjatuhan
satu di antaranya
menjadi bibit yang menunjukkan isi
yang dipastikan akan menjelma sebatang pohon.

Setapak jalan yang remang
di sudut bingung
menukarnya dengan kesetiaan
garam tak pernah berlalu dari asin
aroma pahit sisa pertikaian
kini mengendap di secangkir puisi.

Lampung Barat, 16 Desember 2017.


MENITIPKAN DOA PADA RENCANA TUHAN

Hari ini aku kembali ke puisi
mengetuk nurani
yang selama ini terberai
-menjadi keping berserakan di jalan
-menjadi kekasih dengan percintaan yang ketir
-menjadi pengelana yang tak kunjung selesai.

Tetapi-

tak terlintas sedikit saja
atau
menghentikan persenyawaan yang ganjen ini
kemudian menyerukan banyak majas
tentang rasa sakit.

Sesungguhnya
aku tak ingin patah
oleh kenyataan yang sulit
dari sebingkai lamunan yang terkadang membakar
mengembalikan sesosok mimpi
kepada sarangnya.

Sebab
belum selesai sebagian langkah
yang tebal oleh congkak dan ponggah. Tentunya
di ujung kesadaran
aku menitipkan doa
pada rencana Tuhan
tiada niat mengalirkan ke hulu
sebabnya lagi, waktu
belum pernah menunggu. 

Lampung Barat, 28 November 2017.



Tentang Penulis

Q Alsungkawa tinggal di Desa Ciptamulya, Kec: Kebun Tebu-Lampung Barat. Ia bergiat di komunitas sastra di Lampung Barat (KOMSAS SIMALABA) dan sedang belajar jurnalistik di Majalah Simalaba. Puisi-puisinya dipublikasikan di media online www.wartalambar.com, Saibumi.com, Lampungmediaonline.com

Sejumlah karya karyanya di muat di beberapa antologi bersama MY HOPE 2017. EMBUN PAGI LERENG PESAGI 2017, EMBUN EMBUN PUISI 2017, MAZHAB RINDU 2017, dimuat di MAJALAH SIMALABA, versi cetak dan versi online, lolos di even Nasional, LANGIT SENJA JATI GEDE dan rutin mengikuti Event bertarap Nasional.

No comments