HEADLINE

DALAM KESUNYIAN_Puisi Puisi Yulyani Farida


Redaksi simalaba menerima tulisan untuk diterbitkan setiap hari
 (selain malam minggu) 
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
( Belum berhonor)


DALAM KESUNYIAN

Tubuhmu-

tak kupeluk lagi
kau telah ajari aku
mengokohkan punggung
demi tunas yang kita banggakan.

Di sini,
di dusun yang beranjak jadi kota
aroma sepi ditampar pilihan,
kerikil tajam di tapak limbung.
Begitu tertatih
tonggak kudirikan.

Namun,
masih saja melerai
condong memeluk bumi.

Sedikit rapuh, asa hampir putus di sini
berlari dari sunyi
mengangkangi
gelap yang pekat.

Lampung Barat, April 2018.


MERABA ANGIN MALAM

Kemarau yang menorehkan gersang
menancap diusia, menua.

Tetiba hujan menenggelamkan
bulir-bulir rasa
membasuhnya
dengan rindu
semakin lapuk hidup ini
dimamah kemungkinan yang hadir.

Sekelebat dari balik jendela
bayang menghampiri
sayup membelai telinga
sekujur ruh
lesak akan birahi kekata
sekejap ia menuruni hujan kemudian dingin
memukul tidurku.

Apa lagi yang kuteriakkan pada angin
sedangkan rongga dada ini
masih saja meraba
jauh di antara
bisikan orang orang.

Lampung Barat, April 2018.

  
MENANGGUK TERIK

Pasang surut kian terasa,
gelombang yang meninggi.
Biduk yang kudayung pun semakin oleng.
Begitu sulit bertahan di antara badai yang mulai menerjang dengan lesak.
Sementara sampanku hanya serupa bilah papan
di antara kapal pesiar yang berdiri kokoh melesat memecah badai.

Jaringku yang mulai koyak, hanya mampu menjerat seekor saja,
tangkapan yang tercerai dari kelompoknya.
Tak jarang pula, hanya sebuah karang yang cadas tersangkut di jaringku.
Lalu mereka,
Meraup begitu banyak ikan ikan yang sisiknya menyilaukan.

Dan aku-

hanya menyembunyikan ludah
membungkus di tenggorokan
mata hati pun memelihara warna getir.

Lampung Barat, April 2018


LELAKI DI SUDUT KOLAM

Lelaki malam
mengabaikan kulit yang digerogoti dingin
ia sedang membelai joran pancingan
di sudut kolam, memecah kejenuhan.

Di rumah,
ia harus lebih banyak merangkai alasan
berdamai dengan mulut pemilik pintu
agar setiap ketupnya
tidak membidik degub
yang pecahkan dada.

Di sisi lain
bahtera perkawinan oleng, limbung
dihempas ragam tikai
kemelut yang kerap menghampiri
ketika kalender beranjak menua.

Lampung Barat, April 2018


MENYIMPAN PELUKAN

Ia di sini
sebagai pelepas dahaga
sebab kerontang, tenggorokan
tetesnya mengalirkan lembut. Lalu
bejana berpura-pura menumpahkanmu di tempat yang tak semestinya.

Sedang engkau mengukir sejuk
perlahan bersama pengecer kehangatan
mengisi
relung-relung kebutaanmu.

Sementara aku, tetap saja didakwa
serupa kendil yang mengitari tungku kayu,
tak pantas untuk menampung tubuhmu yang legam oleh balutan kain tetangga
tetapi
aku masih merawat ruang di dadaku
hanya bila air matamu tulus.

Lupakan-

si bejana berlapis emas
dengan keangkuhannya
dan lihatlah tanganku
setiap jengkalnya
menyimpan pelukanmu.

Lampung barat, April 2018 

Tentang penulis

Yulyani Farida, sejumlah karyanya berupa puisi dan cerpen pernah diterbitkan di wartalambar.com. lampungmedia online dan simalaba.com, juga terdapat dalam buku antologi EMBUN PAGI DI LERENG PESAGI, 2017. Hingga saat ini aktif bergiat di KOMSAS Simalaba Lampung Barat

No comments