HEADLINE

PEREMPUAN YANG TERJEBAK DALAM CERMIN_ Puisi Puisi R.Tia



SEMARAK SASTRA MALAM MINGGU : EDISI 14

Redaksi simalaba menerima tulisan puisi (minimal 7 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) untuk dipublikasikan pada setiap sabtu malam. 
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SEMARAK SASTRA MALAM MINGGU.
(Bagi karya yang dimuat malam minggu diberikan honorarium, pada edisi ini tidak ada konten video puisi sebab redaksi tengah mempersiapkan penerbitan buku antologi simalaba 1)



PEREMPUAN YANG TERJEBAK DALAM CERMIN

Disepertiga malam
angin mati
sementara sekujur jiwamu ditumbuhi sunyi.

Ada yang terus memanggil dari kejauhan
mengirimkan riak isyarat
merupa cahaya deras
dari celah langit.

Hai, bukankah pencarianmu
telah sampai ke akar? 
ketika ujung kainmu harusnya telah menyentuh tumit.

Maka,
pulanglah ke alamat yang sebenarnya 
mengembalikan fitrah pada muasalnya.

Banten, 2018


TENTANG IBU

Di suatu pagi,
tak banyak bersuara ia merapikan tangisnya
 “Kita tak dapat berjalan memunggungi takdir,
 maka ikutilah kemana kapalmu berlayar”  bisiknya lirih.

Sejak itu aku memutuskan berhenti bersuara
menelan setiap kata
dan melarungnya ke sungai.

Yah, Aku berpura pura bahagia
hingga sampai waktunya
aku benar benar menyeberang
mencabut tiang tiang pelabuhan dan menanggalkan sirip siripku di ujung batang*

South Borneo, 2016

Catatan :
Batang : Sebutan tempat melakukan aktivitas di bantaran sungai dalam bahasa Banjar

  
CATATAN PAGI

Sedikit mendung disini
Tapi tak mengapa,
bukankah hanya tetes air yang berencana kembali memeluk bumi?
menyapa rumpun Dandelion yang tercenung
entah semalam memimpikan apa.

Namun jalan ini
sesungguhnya terus menggigil
dikepung rencana dan alamat pulang yang
entah tertinggal dimana.

Dengan sedikit rasa ganjil ini
Aku mengganti rumahku dengan alamat alamat baru.


Sudut Bumi, Febuari 2017


MATA IBU


Aku-
belumlah sempat melihat binar itu mengembang
juga kisah kisah hujan yang terlanjur kulukai.

Maafkan
Sebab setelah itu
Kenangan akan selalu menyalakan ingatannya dalam gelap.


Banten, Maret 2017



SEPUCUK RINDU UNTUK PESAGI

Selepas ashar
gerimis membawa aroma tubuhmu yang manis
juga kabut berhawa sejuk mengitari punggung hutan
menyusup di batu dan batang batang kopi

Apa kabarmu,Pesagi?
Ketika hujan mandi dan pelangi tersenyum di ujung pekon
Mengantarkan orang orang yang pulang dari kebun

Adakah kita bertemu lagi disini?
melunaskan kerinduanku untuk kembali
berhanyut ke hulu.


Banten, Maret 2018


Tentang Penulis

Penulis yang menyukai travelling ini mulai karirnya sejak tahun 2005 hingga sekarang, pernah dipublikasikan di Majalah Sabili, Radar Banjarmasin, Wartalambar, Majalah Simalaba dan Wartasimalaba.
Karya terbarunya terdapat pada buku Antologi pribadi” Sepasang Puisi” terbit 2016,. Antologi” Embun Pagi Lereng Pesagi”2017 dan antologi Wartawan Indonesia dalam rangka memperingati hari Pers Nasional “ Pesona Ranah Bundo” 2018 dan Sekarang tengah bergiat di Komunitas Sastra Simalaba ( KOMSAS) Lampung Barat










No comments