PERJALANAN PULANG_Puisi Puisi Kayla Aziza S.N (Sastra Harian )
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
Ah padang pasir.
Panasmu ingin menghanguskan perkemahan.
Kau pikir para pengungsi mau dilumat kelaparan?
Lihatlah, sungai itu tetap saja hijau.
Kematian dienyahkan ke bukit-bukit karang,
kanak-kanak bermain terompet di lubang persembunyian.
Katakan pada ibu, si buyung mau lebih lama merantau.
Rumah itu mungkin akan selalu menanyakan kepulangan,
pintu-pintu minta kiriman kisah petualangan.
Aduh sayang, jarak itu sebenarnya tak pernah ada.
Pertemuan dan perpisahan dilahirkan oleh perasaan.
Tanjung Tabalong, 25 April 2018
TERPENDAM
Haruskah aku
nyanyikan cintaku
Agar kau dengar suara
hatiku
Haruskah aku lukis rasa sayangku
Agar dapat kau lihat ketulusanku
haruskah kutulis semua kerinduanku
Agar kau sedikit saja mengerti Betapa aku menanti cintamu
selembar doa ku layangkan padamu
mengharap kau tetap disampingku
menemani lingkar hidupku
Meski aku tahu
Aku terasa tak mampu memilikimu
Hanya lewat guratan kata
Kuhantarkan segenap rasa
Yang kupendam dalam puncak asmara
Tak akan hilang dalam hitungan masa
Jika tuhan mengizinkan
Ijinkan aku menyayangimu dalam derai tawa
Dalam tangis air mata
ataupun
Dalam cinta yang terpendam rahasia
Haruskah aku lukis rasa sayangku
Agar dapat kau lihat ketulusanku
haruskah kutulis semua kerinduanku
Agar kau sedikit saja mengerti Betapa aku menanti cintamu
selembar doa ku layangkan padamu
mengharap kau tetap disampingku
menemani lingkar hidupku
Meski aku tahu
Aku terasa tak mampu memilikimu
Hanya lewat guratan kata
Kuhantarkan segenap rasa
Yang kupendam dalam puncak asmara
Tak akan hilang dalam hitungan masa
Jika tuhan mengizinkan
Ijinkan aku menyayangimu dalam derai tawa
Dalam tangis air mata
ataupun
Dalam cinta yang terpendam rahasia
Tanjung Tabalong, 25 April 2018
KELEBAT
Kita memang tak bisa menyiasati pertemuan
Usia bisa menggambar pelukan demi pelukan
Tanpa bingung mempertegar lekuk bayangan
Usia bisa menggambar pelukan demi pelukan
Tanpa bingung mempertegar lekuk bayangan
Tiap hari segera padam dan kepastian melesat
Memiuh-miuh nasib kita: sepasang anak burung
yang kedinginan mengenali bahaya
Memiuh-miuh nasib kita: sepasang anak burung
yang kedinginan mengenali bahaya
Kita memang tak bisa mengekalkan perjumpaan
Ingatan bisa menggambar kecupan demi kecupan
Ingatan bisa menggambar kecupan demi kecupan
Tanjung Tabalong, 25 April 2018
KU DAPATI YANG LEBIH BAIK
Sudahi
perihku
Tak usah kau ungkap masa lalu
Biarkan cerita dulu menjadi permainan manis mu
Tak usah kau pertanyakan
Karna hanya akan mengingatkan ku pada gores sembilu
Sudahi sandiwaramu
Tak usah kau ungkap masa lalu
Biarkan cerita dulu menjadi permainan manis mu
Tak usah kau pertanyakan
Karna hanya akan mengingatkan ku pada gores sembilu
Sudahi sandiwaramu
Aku
muak akan rayuan dustamu
Aku jijik dengan buaian nafsumu
Aku tak ingin menjadi deretan kekasihmu
Aku tak sudi kau anggap aku wanita pilihan mu
Biar ku sendiri
Mencoba mencari pendamping yang ku ingini
Biar ku bebas dari sandiwara ini
Mencoba mengukir senyum dibalik kesakitan hati
Jauhi aku
Lupakan aku pernah menjadi milikmu
Walau tak ku pungkiri kau memang kekasih tercintaku
Tapi kini ku punya yang lebih baik darimu
Aku jijik dengan buaian nafsumu
Aku tak ingin menjadi deretan kekasihmu
Aku tak sudi kau anggap aku wanita pilihan mu
Biar ku sendiri
Mencoba mencari pendamping yang ku ingini
Biar ku bebas dari sandiwara ini
Mencoba mengukir senyum dibalik kesakitan hati
Jauhi aku
Lupakan aku pernah menjadi milikmu
Walau tak ku pungkiri kau memang kekasih tercintaku
Tapi kini ku punya yang lebih baik darimu
Tanjung Tabalong, 25 April 2018
MALAIKAT
Ibu…
Disini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapapun sakitnya kau tetap penuh cinta
Disini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapapun sakitnya kau tetap penuh cinta
Ibu…
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak pikirkan lelahmu
Kau terus berjalan diantara duri-duri
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak pikirkan lelahmu
Kau terus berjalan diantara duri-duri
Ibu…
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu
Ibu..
Kaulah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapanpun itu..
Aku akan tetap mencintaimu..
Kaulah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapanpun itu..
Aku akan tetap mencintaimu..
Tanjung Tabalong, 25 April 2018
Tentang Penulis
No comments