MENJELMA NYERI_Puisi-Puisi Fathimah( Sastra Harian )
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
MENJELMA NYERI
Senja itu,
rasa kopiku sudah memudar
lebih pahit dari kata-kata
kau meraciknya tepat menghujam kelam
Aku meringkus jarak
yang mengejek rindu-
dulu.
celotehnya hingga ke pangkal sunyi
kesetiaan ini terkapar di laci hatimu
mengais luka yang
tersimpan rapi
sisa harapan yang patah-patah.
Sejauh ini,
waktu menjelma nyeri
dalam heningku-
pupus.
Purwakarta, 02 April 2018.
TENGGELAM SAJA
Seketika rindu menua,
namun rautnya masih merongrong jiwa
masih saja
Tapi kau tak bergeming,
meski sekujur tubuhku menggelepar
mencari sisa-sisa udara bersembunyi
dibalik bola hitam matamu.
Maka biarkan saja beranak pinak,
Jadi muara
Aku bebas tenggelam
Purwakarta, 28 April 2018_
MELESAT DALAM KATA
Di malam ini, tuan.
angin tak lagi membawa pesan
layar tidak lagi berkedip berbincang moral,
apalagi jemari yang terhimpit saling berlomba menuai kesunyian-
tiada lagi guna.
Disini, tuan.
kopi tak sesepi kemarin
meski dingin, dicampakkan
hangatnya tumpah di sekeliling
Tuan,
mahligai peraduan bukan lagi pujaan
keintiman bukan lagi pada dua insan
Maka mari kita melesat
dengan sayap kata-kata
bahwa rindu yang dulu patah,
kini bersemai dalam do'a saudara sekata.
Purwakarta, 23 Maret 2018
KETIADAAN DARI NYATA
Di balik kerut sungai telapak tangannya
dunia hanyalah anai yang terbakar api kefanaan
ketiadaan dari nyata, itulah mawar yang digenggam
Baginya,
bau lusuh karena rindu adalah wangi semerbak mawar
terlengtang di bawah gemilang bintang, di atas naungan Tuhan
itulah altar peraduan.
Duhai, mana lagi candu yang lebih dahsyatnya
selain tersungkur di atas permadani
sedangkan ia jadi debu-debu,
dalam sajak malam
Maka firdaus
memanggilnya dalam pangkuan keridhoan.
Purwakarta, 01 Mei 2018
PEREMPUAN GERIMIS
Disekujur tubuhnya,
ritmis gerimis masih menggerai
rambutnya yang basah
karena rindu
Hari itu,
ia bertasbih atas nama sembilu
waktu kelu, detakpun pecah
hanya tinggal menunggu saja
Ia membungkus dirinya
dalam senja yang memikat
lalu kembali ia
jadi perempuan dalam gerimis.
Purwakarta, 01 Mei 2018
TERSESAT DALAM AKU
Kelelawar mengintai malam,
aku mengintai terang wajahmu
Lebah menyimpan manis madu,
aku menyimpan wajahku dikeningmu
Mura beranak hilir,
aku beranak benih ingatan
Kupu-kupu menyemai serbuk sari,
aku menyemai sari mimpi
Roh-roh belajar iman di alam Barzakh,
rohku belajar mendekapmu.
Maka jangan biarkan
lelapmu jatuh lebih dalam
kau tersesat masuk rongga impian
yang kau bangun sendiri
lalu memekik-
mencari jalan pulang
dari tidur kelam, kau kujadikan umpan malam.
TELAGA SURGA
Setiap sel tubuhku mengeja
menggema pinta
-Dia menguatkan rongga dada
:aku merindu!
Dia, telaga surga
mengalir pada sudut atma
dan kureguk embun dari-Nya
hingga, hilang dahaga selamanya
Cinta-Nya Al-Kautsar
muara setiap impian
kekasih tenggelam sampai dalam
mengikuti arus pertemuan
Hingga tak ada lagi diri
melebur pada arsy-Mu
Purwakarta, 28 April 2018.
Tentang Penulis:
Fathimah, memiliki ketertarikan yang kuat dalam dunia menulis, saat ini tengah tergabung dalam komunitas Content Fidamedia.com. berdomisili di Wanayasa-Purwakarta, Jawa Barat
No comments