TAWANAN RINDU_Sajak sajak Kayla Aziza SN (Sastra Harian )
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
TAWANAN RINDU
Remuk hati
sembilu mengisi rasa
perlahan menikam sukma.
Duhai lara
kenalkah pada tawanan rindu?
asing di pojok hati
tanpa sebab ia pun mati.
Tanjung Tabalong, Mei 2018
RINDU ANGAN
Untuk kamu yang kurindukan;
Habis sudah kata rinduku
lelah pena menggoreskan tentangmu
tah lama kutulis rindu
tak jua kudapati hadirmu.
Bisu sudah mulutku
kelu lidah tak bisa memanggilmu
beku kaki hendak melangkah
tak pasti kemana arah.
Namun hati masih sama
tak lelah dalam bercerita
tentang rindu yang datang melanda
dimana tak dapatku lihat ujungnya.
Rindu ini belum berakhir.
Tanjung Tabalong, Mei 2018
KENANGAN DI UJUNG SENJA
Senja berlalu
tinggalkan luka perih nan pilu
terasa lara di hatiku
senjaku tergores satu kata rindu.
Ku pandang deburan ombak berkejaran
dengan senyum kepalsuan
teringat akan dirinya
yang jauh dari pandangan mata.
Sepoi angin telah membawa
untaian sebuah kata-kata
yang tak mampu kuungkapkan
rindu ini di ujung senja biarlah menjadi kenangan.
Tanjung Tabalong, Mei 2018
MULUTMU HARIMAUMU
Lidah seperti pedang
memotong tanpa pikir panjang
sebuah kata akan terasa menyakitkan
jika lidah tak lagi terkendalikan.
Sebuah hubungan juga akan hancur
layaknya nasi sudah menjadi bubur
tak dapat di kembalikan lagi
kepada bentuk semula.
Hanya dengan iman
dengan kesabaran
berpikir andainya berucap
semua bisa lenyap dengan sekejap.
Tanjung Tabalong, Mei 2018
EGOMU MEMBUNUHKU
Di ujung hariku ini
tak dapat kutulis tepat
kesimpulan tentang perlakuanmu
karena terlalu dalamnya kau menghilang
dalam lautan dan berakhir di segitiga bermuda
Kau utamakan tinggi rasa egomu
untuk sebuah kepuasan.
Tak juga kutemukan kebenaran itu
saat kau hadir dalam semu
hingga kasat dimataku
sedang yang tersimpan hanya luka.
Mungkin aku sebuah karang
hanya diam saat kau menjadi ombak menerjangku tak henti
dan egomu juga semua yang kau lakukan
membunuhku perlahan.
Tanjung Tabalong, Mei 2018
TERLUKA
Lenyap hampa kusadari
hancur dimakan sepi
sunyi menghampiri
kenangan menusuk hati.
Indah cintamu cepat berlalu
kesepian terendam
hanyut mengubur kalbu,
cinta ini terus menyiksa.
Kesetiaanmu bagai angin
mudah beralih melawan arus
cintamu hanya di bibir saja
di hati kenyataannya lain pula.
Tanjung Tabalong, Mei 2018
Tentang Penulis
Kayla Aziza Shafiqa Nazara, sangat intens mengirim tulisannya berupa puisi ke media simalaba.com tertarik untuk serius belajar menulis karya sastra, saat ini berdomisili di Murung Pudak Tabalong Kalimantan Selatan.
No comments