SASTRA HARI INI_PUISI PUISI MIRA MAWARNI (Oman, Timur Tengah)
Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE MAJALAH SIMALABA
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)
DOA UNTUK ROHINGYA
Oh Tuhan
Semaikan perdamaian
Di tubuh berjubah debu
Dari kobaran api
Pertikaian
Rohingya berkidung duka
Sabda alam mengubah suram
Melimpah ruah air mata
Persinggahan luluh lantak berabu
Anginpun tak lagi sejuk
Amis darah menyengat
Terisap pengap
Tunggang langgang ia bawa takut
Mengantungi lapar dahaga
Lalat-lalat berdansa ria
Di tubuh lubang
Terkoyak
Oh Tuhan
Dinginkan alam dari pergolakan lahar
Memerah bersimbah darah
Anak-anak piatu
Di mana ibu juga Ayah
Samar tak jelas paras cantiknya
Yang tak tahu itu dosa
Cinta dan harapan sirna
Telah di bunuh mati
Dari kumbang kumbang pengintai
Hari- harinya hanyalahh kalut
Mendekap takut
Pucat pasi wajah biru
Dari ukiran belati menembus hati
Dan mati
Oh Tuhan
Jeritan menggema bak seruling
Manakala serigala merajalela
Mencabik cabik binasa
Terbelalak mata, maut menjemput
Terbengkalai di tepian
Tanpa suara
Oman :28092017
RINTIHAN ANYELIR
Terpaku di bawah serpihan rembulan
Berpagut hampa di dada malam
Akar-akarku terbengkalai
Terkoyak semut-semut liar
Adakah mungkin ntuk menghindar
Dari sengatan si Kumbang jalang
Angin perkasa meliuk resah
Menghempaskan kuntum
Di pesisir pesakitan semu
Luruh putik nan anggun
Rapuh di ranah mungkin
Samar-samar riuh
Elang-elang pengintai
Di pucuk tebing semeru
Ia pun berbisik pada awan
Memintanya hadirkan mendung
Hinggap di anataranya
Mencium aroma bebauan
Tertimbun daun-daun kering
Tungkai pun bergetar
Mendekap takut
Saat pelatuknya mengecup
Rintihan anyelir merana
Mengusik kupu-kupu tidur
Dan meninggalkan jejaknya
Di sini menanti setia
Di sudut pelataran villa
Oman;28092017
MUARA HATI IBU
Aduhai malam yang kurindu
Rebahkan daku
Ke pangkuan hangat
Cahaya muara hati
Sumbang melantun sendu
Dongeng si kancil jenaka
Dalam pembaringan semu
Di sela-sela kelopak renta
Kerlip sayu gemintang
Menggenang muara nestapa
Derita nan menggurun
Ibu..
Sejauh mata memandang
Kutemukan bukit
Yang mungkin engkau di sana
Ingin kusembunyikan resah
Mengulum senyum kepalsuan
Ibu.....
Rindu menjuntai di langit jiwa
Perlahan mengikiskan dataran bumi
Yang berpagar hujan
Di halaman raga rapuhku
Oman;28092017
JERITAN SUNGAI .
Burung elang piatu
Mengitari sungai
Ketika dahaga
Sebab hujan dan kemarau
Adalah sepasang kekasih
Yang sedang bertengkar
Jeritan sungai menggeliat
Di kelopaknya menggenang haru
Karena
Pertikaian tak kunjung berujung
Dan menambah catatan gersang
Di nurani yang menjelang tandus
Adakah angin memberi celah lain?
Menyuguhkan embun sebelum
Terpanggang matahari
Semesta ini
Bagaian dari tubuhku
Atau ruh yang berkelana membasuh
Jiwa di muara
Agar bila waktu itu kutuntaskan
Aku bisa melunasi piutang dari
Penciptaan.
Oman.:28092017
PELANGI DI MATAMU
Bertudung senja
Gemerincing gelang kaki hujan
Menari basah di tanah
Bagai tambur permainan
Anak-anak alam gaib.
Lenyapkan hati
Seketika guntur bersautan
Ingin berlari menggapai angan
Terkandung di benak
Menerjang ganasnya angin
Karamnya hati ini
Lebur dii lautan asmara
Seakan tabu hayalan semu
Menanti kekasih
Menggapainya dalam sunyi
Indahnya rona-rona sakura
Menebarkan aroma
Sekejap harum kau rasa
Hanyalah hasrat terkandung
Teruntuknya
Sekeping cinta bersemayam
Membungkam bisu
Ingin kutuangkan di cawan sunyi
Tentang asa tak terucap
Seutas harapan di lembar pena
Sajak sajak nurani
Mengundang jantungku berpacu
Saat menguntai puisi namamu
Bersama rindu dalam sendu
Oman :28092017
Tentang penulis
Mira Mawarni, Tinggal di Kampung Cicaringin Rt001/001
Desa :Sukamekar.Kec Sukanegara,Kab Cianjur Jawa Barat.
Sejak kecil gemar membaca puisi, saat bergabung di KOMSAS SIMALABA II. Ia bekerja di Negara Oman, Timur Tengah.
No comments