HEADLINE

Antusias Peserta sangat tinggi mengikuti Gebyar Perpustakaan STAIN Kediri




Kontributor SIMALABA Kediri,

Dalam rangka menyemarakkan Gebyar Perpustakaan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri menyelenggarakan workshop tip dan trik menulis bersama Aliya Nurlela dan DR Limas Dodi M Hum, kamis (23/11). Acara yang berlangsung di aula Perpustakaan STAIN Kediri itu berlangsung 'pecah'.



Dihadapan 130 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, Dr Limas Dodi, M. Hum menyampaikan tentang strategi dan trik dalam menulis. Seperti yang kita pahami, bahwa menulis tidak dilakukan dengan asal-asalan, sekalipun untuk seorang pemula. Beberapa strategi tersebut berhasil dipaparkan pembicara secara 'apik', sehingga mudah dipahami peserta. Menurutnya, bagaimana merebut hati pembaca dalam mengolah kata-kata serta memilih tema atau topik dan judul sangat penting untuk diketahui bagi penulis pemula. Selebihnya, kata penulis banyak buku nonfiksi itu, semua akan mengalir dengan sendirinya. Tak lupa, pembicara banyak menyampaikan pesan moral kepada peserta.




Sementara Aliya Nurlela lebih banyak memotivasi peserta melalui materinya, yakni “Prospek Cerah jadi Penulis”. Dikatakan Pendiri Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia itu, banyak kelebihan yang didapat dengan menjadi penulis. "Profesi penulis terbuka bagi siapa saja, semua orang bisa menjadi penulis tanpa batasan usia, tak perlu jenjang karir atau pengalaman tertentu, terlebih lagi jika hal itu telah menjadi hobi artinya hobi Anda menghasilkan" tutur penggiat FAM Kediri untuk dunia tersebut, sembari menambahkan bahwa seorang yang memiliki keistimewaan pun (red, diffable) bisa berkarya. Penulis itu merdeka, lanjut Aliya, artinya ia bebas berkreasi dan menentukan tema, serta memilih untuk mengirimkan ke media mana saja.



Satu hal lagi yang menyenangkan menjadi seorang penulis bagi perempuan yang telah melahirkan banyak karya itu, bahwa menulis dapat dilakukan di mana saja. Menurutnya, menjadi penulis tidak begitu membutuhkan fasilitas mewah, bahkan berbekal buku dan pena atau ponsel saja kita sudah bisa mengawali untuk berkarya. Meski demikian, untuk menjadi seorang penulis profesional, seseorang harus memikirkan untuk memiliki laptop, dan jaringan internet untuk mengirimkan karya kepada penerbit atau media yang akan mempublikasikan.

Ketua panitia, Moch Basit Aulawi S.Pd S.IPI mengaku sangat mengapresiasi pemaparan materi yang disampaikan dua narasumber. Pihaknya berharap, ke depan akan ada kelanjutan kegiatan literasi di STAIN Kediri dengan terbentuknya forum diskusi para pecinta literasi.

Selain workshop, dalam kesempatan tersebut juga diumumkan pemenang Lomba Esai Mahasiswa Fakultas Tarbiyah STAIN Kediri yang telah dilaksanakan sebelum 16 November lalu yakni, juara 1 oleh Endang Sulistyowati dengan judul "Strategi Tingkatkan Minat Baca Mahasiswa Jaman Now". Juara 2 diraih Ulwiyyah, dengan judul "Sahabat Home Book". Juara 3 dianugerahkan kepada Diyan Astuthik, dengan judul "Isi Perut Bertambah Pengetahuan pun Bertambah". Sementara Juara Harapan 1, 2 dan 3 ditaklukkan oleh Eko Nur Wahyudi yakni esai dengan judul "Perpustakaan dan Gaya Hidup", Humaira Za'ima Sufiya dengan esai-nya yang berjudul "Asyiknya Perpustakaan Zaman Now", dan Nurul Fadhilla dengan judul esai "Gaya Hidup Mahasiswa Zaman Now". Secara simbolik, penyerahan hadiah diberikan oleh kedua pembicara, Aliya Nurlaela dan DR Limas Dodi. 

Kepala Perpustakaan STAIN Kediri, Bapak Komarudin selaku moderator acara turut memberikan kesempatan kepada Komunitas Baca Tarbiyah (KBT) untuk mengenalkan diri.Untuk diketahui, KBT merupakan sebuah komunitas baca yang dikelola oleh para mahasiswa Tarbiyah dalam rangka mengajak para mahasiswa STAIN Kediri untuk cinta membaca.

Antusiasme peserta semakin 'pecah' saat moderator melempar kesempatan untuk bertanya kepada narasumber, namun atas kebijakan panitia dipilihlah 4 orang penanya. Setiap penanya mendapatkan doorprize dari penulis, yakni berupa buku-buku karya Aliya Nurlela.




Nurul Amin, salah satu peserta mengungkapkan rasa ingin tahunya terkait cara menerbitkan buku. Sementara Najah--peserta lain, bertanya tentang cara mengelola emosi saat menulis. Selain itu ada pula Diyah, yang masih meragukan apakah membaca merupakan syarat utama untuk menulis? Diakhiri oleh Rozikin, yang penasaran dengan cara membuat judul yang menarik. Satu-persatu pertanyaan dijawab oleh Aliya Nurlela dengan pemaparan yang jelas dan lugas disertai contoh-contoh seperti membuat judul yang menarik. Sebagai penutup acara, kedua pembicara dan peserta diperkenankan untuk foto bersama. [TIM FAM]

No comments