HEADLINE

PUISI PUISI IVAN AULIA (Jawa Timur)_

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)


PUISI-PUISI IVAN AULIA


Pahlawan, yang Telah Mengenang Kita

Wahai Pahlawan
Renggang tangan merembuk penjajah
Geraikan lawan, rombaklah negara
Habiskan pengorbanan penuh pasrah
Rela merebut bendera

Inilah bentuk kerusuhan sepanjang hidup
Gairahkan jiwa mendekap empati
Gugur dalam peperangan
Justru peristiwa besar telah datang
Rayaplah pasukan sekutu

Wahai Pahlawan
Serbu!
Rebutlah kota kita
Jangan pernah menginjak kekuasaan
Rakyat hampir ketakutan
Sementara melenyap sunyi

Darah menusuk kekalahan
Palingkan wajah lalu menunduk pada sang maha kuasa
Menata air mata bergerak sambil tergeledah penjajah sebuah perang paksa
Suatu saat jasad dikenang sepanjang masa
Selama berabad-abad telah mengundang deklarasi dan perjanjian

Bersigap pahlawan telah mengenang kita
Pahlawan tanpa pandang bulu
Pahlawan berkarya
Pahlawan hampir berdarah
Pahlawan bergejolak pada bahasa
Pahlawan tanpa tanda jasa
Pahlawan tak pandang bulu
Pahlawan merakit cinta
Pahlawan tiada cengesan
Pahlawan tanpa kebodohan
Pahlawan rela mengorbankan tanda jasa
Pahlawan kedalam
Pahlawan dipersembahkan
Pahlawan memperjuangkan beliau
Pahlawan mempersembahkan untukmu
Pahlawan memberi kasih sayang
Pahlawan melangitkan bangsa dan negara
Pahlawan hidup atau mati?

Surabaya, 2017

Dina, Mengundang Janji Pahit

: untuk Ihdina Sabili

Pertemuan tersembunyi
Serupa jahe seruput kehangatan
Tetapi meratap janji palsu
Menggelapkan waktu di sela-sela kehadiran di sini

Mengundang janji pahit
Mengarahkan perjalanan sesat
Menyelusuri laut

Bersapa senyum menumis sepi
Merupakan benang-benang kepekaan
Justru membuahkan tawa palsu
Leleh keseduhan dibongkar peluru
Ratap di tempurung hitam
Lesu mengulung meriam
Iya, tertiang cahaya padam

Surabaya, 2017

Ria, Terpisah Jauh Tiga Bulan

: untuk Ria Filosophia Dika

Tiga bulan
Ria tampak tidak hadir menggebu rembulan
Air membanjiri kota
Diapakan memungkiri hari dan tempat
Ia cemas hilang sebuah perjamuan
Hadiah palsu
Janji palsu
Sekucil status muda mengelorakan galau
Sakit makin meresapmu
Seakan-akan perutmu membesar
Selalu mencicipi pedas

Entah malas makan
Hanya diam di rumah tanpa bermain
Ia rajin memisahkan rengganan tangan
Hanya satu lirik yang terusik dari iklan televisi
Bukan seperti lirik iklan

Janji kena tipu
Traktir palsu

Surabaya, 2017

Kerusuhan Menerjang Publik

Rusuh menoleh hukum
Gelisah menatap ketidakadilan di balik undang-undang
Kesanggupan mengubah seisinya
Penjabat terlalu diam
Tak mau mengores kegempitaan
Kini meramu perasaan makin meriam
Ia akan mengabarkan takdirmu

Membesung pintu terbelenggu masa
Hukum dihormati
Tanpa sekali melecehkan dia
Menangislah jika tidak puas
Nikmati kebebasan di luar daripada protes besar
Keluarlah dan jangan menganggu penugasan pelayanan publik
Bila menyusup akan ketahuan
Jangan menguguh dendam
Sebelum meranah publik
Rusuhlah bila saatnya menjangkitkan
Kembali ke jalan entah apa adanya
Jangan sekali-kali memendam rasa

Surabaya, 2017

Sembari Menurunkan Hujan

Badai hitam telah gelap
Betapa sulit kembali ke Rumah
Wajahku remang
Menunggu terang
Sampai kapan ia menetes air hujan
Sambil menoreh awan

Gempita mengores rindu
Memar terseduh hangat minuman pelengkap
Alirkan hampa terseluh padu
Mendiami selasar
Celoteh jalan hampir sepi
Lupa sependam waktu
Seruling merobah angin
Mengaum persimpangan jalan
Sembari mengutip darimu
Jangan kembali sebelum air membasahimu

Surabaya, 2017

Tentang Penulis

M Ivan Aulia Rokhman, Lahir di Jember, 21 April 1996. Mahasiswa Universitas Dr Soetomo Surabaya. Karyanya dimuat di koran lokal dan Nasional. Beberapa puisinya juga dimuat dalam antologi Bukan Kita (2017), My Teacher (2017), Syair dalam Nada (2017). Bergiat di FLP Surabaya, dan UKKI Unitomo. Seorang Penulis ditengah Berkebutuhan Khusus.


klik juga Cerpen Kakanda Redi (Kalimantan Barat)_SURAT MUSIM PELURU

klik juga Film Simalaba_MENGENAL PANDEGLANG DARI DEKAT

klik juga PUISI PUISI NANANG R (Lampung Barat)_Tunas Dari Tubuh Yang Sama

No comments