Edisi Sabtu, 19 Agustus 2017_ PUISI PUISI JOE ANNAS HASAN (Ambon, Maluku)
Dari Redaksi:
Kirim Puisi, Esai, Cerpen, Cersing (Cerita Singkat) untuk kami Siarkan setiap hari ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com beri subjek_LEMBAR KARYA HARIAN MAJALAH SIMALABA
PUISI PUISI JOE ANNAS HASAN
BERTAPA DALAM ILUSIKU
Tak ada diam dalam dirinya
Ia datang, duduk merintih, membawa gaduh,
Lalu pergi pada sekawanannya
Namanya tak pernah ku tahu
Ia berpindah dari depan ke belakang
Dan berkeliling di segala pojok
Entah bermain, entah menuruti perintah
Kumemilih tuk menjadi peta jejaknya
Disuir-suir sapaannya
Pada orang tua, pada anak muda
Kuingin dia tetap bertapa dalam ilusiku
(Jayapura, Sabtu 2 Juli 2016)
BERTAPA DALAM ILUSIKU
Tak ada diam dalam dirinya
Ia datang, duduk merintih, membawa gaduh,
Lalu pergi pada sekawanannya
Namanya tak pernah ku tahu
Ia berpindah dari depan ke belakang
Dan berkeliling di segala pojok
Entah bermain, entah menuruti perintah
Kumemilih tuk menjadi peta jejaknya
Disuir-suir sapaannya
Pada orang tua, pada anak muda
Kuingin dia tetap bertapa dalam ilusiku
(Jayapura, Sabtu 2 Juli 2016)
INDONESIA
Indonesia tidak memiliki biru, kecuali alamnya
Indonesia tidak memiliki hijau, kecuali alamnya
Indonesia tidak memiliki jingga, dari dulu hingga mati
Indonesia tidak memiliki hitam, kecuali bagi mereka yang berkhianat
Namun dengan bangga mereka berkoar-koar di jalan, menjagokan sang idola
Lalu berperang mati-matian menginjak satu dua kaki
Tak hanya itu
Brum…. Brum…. Brum….
Bunyi-bunyian pengecut, pecundang ditebar ke jalan-jalan
Hingga yang hidup bisa mati tiba-tiba
Tak ada yang salah dengan idola.
Yang salah, ketika kibaran biru, hijau, jingga, dan hitam kita kibarkan di tanah ini.
Ingatan yang tak boleh hilang dari kalbu adalah
Indonesia hanya memiliki merah dan putih
Kecuali alamnya
(Jayapura, Minggu, 3 Juli 2016)
INGIN
Aku ingin mengusirmu dengan beringas
Tapi Tuhan merangkulmu dari atas
Seperti kemarin kau belai kekasihmu
Aku ingin membunuhmu dengan indah
Namun kau mendahului nyawamu sendiri
Tanpa melihat kebelakang
Ada kekasih yang berderai di samping pusaramu
(Bau-Bau, 27 Mei 2017)
KISAH DUA MANUSIA
Jalanku terhalangi oleh rasa
Kembali pada tuan yang sok tahu
Berkata tentang apa yang tidak ia tahu
Aku merenung, menyambungkan imajinasiku dan imajinasinya
Batinku sedikit terbahak
Juga ingin mencacinya dalam-dalam
Semua tertahan oleh rasa sayang dan cinta
Yang sudah tertanam sejak ribuan tahun
Ini kisah dua anak manusia
Yang kadang akal menutupi hatinya
Tenaga terkuras habis oleh obyek tak sempurna
Dan inilah aku sang pengingat handal
(Jayapura, 2016)
Tentang Penulis: Joe Annas Hasan, lahir di Ambon pada 22 Februari. Aktif di bidang olahraga (Taekwondo).
No comments