HEADLINE

WARTAWAN, TETAPI TAK BISA MEMBUAT BERITA_WTTBMB (Dilengkapi Konten Video)

(klik untuk menonton video kiat jurnalistik di bawah ini)



PERSEMBAHAN SIMALABA UNTUK HARI PERS NASIONAL (HPN)
9 FEBRUARI 2018
Oleh: Redaksi Simalaba

Salam Kreatife Mandiri,
Saat ini, media-media semakin menjamur. Beragam sekali bentuk dan ruang siarnya. Tetapi apapun jenis media tersebut, kita perlu mengapresiasi sebab ini semua merupakan indikasi sebuah kemerdekaan Pers di negeri ini. Kita perlu sambut baik, sebab tanpa penyampaian informasi yang baik, maka entah bagaimana sebuah berita atau ilmu, atau lagi pengetahuan-pengetahuan baru bisa sampai ke pada masyarakat luas.

Kita mengamati seiring berkembang dengan pesatnya teknologi informasi di Indonesia saat ini maka dibutuhkan pula sebuah kemasan jurnalistik yang paling efektiv dan mudah diakses secara luas. Tuntutan zaman di era peradaban smartphone saat ini, suka atau tidak suka membuat beberapa jenis ruang siar informasi semakin menurun rating dan pelanggannya. Media cetak misalnya. Saat ini sudah agak sulit kita menjumpai lapak-lapak koran dan majalah di pinggir jalan. Bandingkan dengan 5 atau 10 tahun lalu. Hampir setiap perempatan jalan dan lampu-lampu merah berseliweran para pedagang koran, tetapi saat ini mereka hampir sudah tidak terlihat dan entah kemana hijrahnya.

Tidak perlu kita merasa kehilngan atas semua itu. Sebab bukan berarti para pembaca berita perlahan menghilang pula, tidak, sampai kapanpun sebuah informasi atau berita akan tetap dicari orang, hanya saja saat ini kemasannya yang telah jadi pertimbangan bagi banyak orang. Internet yang telah berada dalam genggaman, membuat orang sudah enggan mencari media cetak di pasaran. Bila dulu kita rela naik becak atau angkot pergi ke pasar hanya untuk membeli koran, saat ini hal itu nyaris tidak terulang lagi. Sekali lagi; google sudah berada dalam genggaman, setengah detik sebuah peristiwa terjadi di suatu tempat, publik telah dapat mengaksesnya di internet menggunakan smartphone pintar.

Nah, perkembangan zaman yang pesat dengan digitalisasinya ini, tentu juga menuntut para pegiat jurnal atau kaum jurnalis untuk bekerja secara lebih baik dan lebih cepat serta akurat pula untuk menyuguhkan sebuah informasi. Maraknya berita-berita hoax yang dishare melalui akun media sosial, membuktikan kepada kita semua bahwa sebuah informasi sangatlah gampang untuk diposting agar menjadi viral. Akan tetapi semua itu sangat jauh dari kaidah-kaidah jurnalistik, inilah yang dimaksudkan merupakan sebuah tuntutan atau tantangan bagi kita semua untuk bisa mengelolah sebuah informasi secara baik serta dapat menyuguhkankannya secara baik dan akurat pula. Sebuah informasi yang bertujuan untuk membuka 'ketidak-tahuan' orang banyak agar menjadi sebuah pencerahan diharapkan mengandung nilai-nilai edukasi.

Lalu bagaimana dengan maraknya oknum-oknum yang menyebut diri mereka sebagai wartawan di lapangan saat ini, tetapi mereka tidak pernah menghasilkan sebuah karya tulis atau berita yan benar-benar bisa menjadi sebuah informasi yang otentik? Jangan khawatir, seleksi alam yang suatu saat akan bicara, jika anda ingin bertahan dengan idealisme anda sebagai seorang "pewarta" informasi atau jurnalis, maka belajarlah mulai saat ini untuk menghasilkan karya jurnalistik. Menulislah, atau menjurnal data-data agar menjadi sebuah berita.

Adapun berita anda tersebut mesti disiarkan lewat media apa? dan bagaimana? Itu urusan nanti. Yang penting bagi kita adalah: Mari berkarya! Sekecil apapun jumlah orang yang menerima hasil karya jurnalistik anda tersebut, tidak jadi masalah, asalkan kita benar-benar punya niat untuk bisa menulis, menjurnal, dan menyampaikan informasi yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan memelihara berita hoax, cuma berkoar di akun media sosial, serta berpura pura jadi wartawan, padahal WARTAWAN TAK BISA MEMBUAT BERITA (WTBMB). Salam Kreatife Mandiri.

No comments